Panggung dunia bak sandiwara kolosal…

“Tidak pernah ada masa di mana Aku, engkau, atau para pemimpin yang sedang kau hadapi saat ini — tidak ada, tidak eksis. Dan tak akan pula ada masa di mana kita semua tidak akan ada, tidak eksis lagi.”

(Bhagavad Gita by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Aku dan engkau akan selalu eksis sepanjang zaman. Bila Aku dan Engkau yang sesungguhnya satu jua tidak eksis, maka dunia pun lebur. Karena Aku dan Engkau adalah penopang dunia serta alam semesta. Tidak disangkal lagi, dapat dipastikan teman-teman pembaca akan membantah. Mari kita renungkan bersama…

Bila kita hanya me-identifikasikan aku dan engkau sebagai tubuh si polan, marhento, badu, dan sebagainya, penyangkalan teman-teman betul. Namun, bila kita mulai menggali lebih dalam lagi, tentu ada pemahaman baru.

Bila tubuh si marhento, badu, polan serta lainnya mati, bukankah kehidupan masih berlangsung. Si marhento, badu hola serta polan hanyalah baju yang dipinjam oleh Aku dan Engkau untuk bermain. Mind yang terdiri dari gumpalan pikiran serta perasaan membuat manusia berbeda dengan robot. Tanpa mind tubuh tidak bisa dikatakan manusia. Tubuh tanpa mind tiada bedanya dengan robit yang bisa bergerak namun tidak berkembang kesadaran sebagai manusia.

Aku dan Engkau tidak pernah absen…

Kapan saja Aku dan Engkau bermain di atas panggung sandiwara dengan berbagai baju. Aku pada satu zaman bernama Silingga, di era lain berbaju Bagyo. Di zaman lain berganti baju sebagai Ela. Aku Bagyo, aku Ela, serta aku Silingga. Tubuh Ela, Silingga mati, masih ada aku Bagyo. Bahkan si sap pun bila kita mengerti bahasanya, akan berkata aku sapu, aku meja…

Tidak ada satu waktu pun Aku dan engkau tidak eksis….

Permasalahan yang membuat panggung sandirwara tetap ramai juga sama. Hanya ada 3 pokok yang menjadikan manusia satu dan lainnya berkonflik atau berteman: waniTA, harTA, dan tahTA. 3 TA ini berperan sebagai pokok lakon panggung sandiwara kehidupan. Para wanita akan membantah, namun yang membuat seorang raja rela melepaskan jabatan juga wanita… Jelousy atau kecemburuan wanita bisa mendorong perpecahan dalam suatu negara atau kerajaan. Banyak sudah cerita terdahulu tentang ini.

Peringatan Shri Krishna ini berlaku sepanjang eksistensi bumi. Sampai kapapun juga. Pesan yang tetap relevan sepanjang zaman. Mungkin ada para pembawapesan yang baru. Pembawa pesan baru ini terwujud karena menyesuaikan era atau zaman. Namun sesungguhnya saripati pesan tetap sama. Bila semua pesan dari semesta mengacu dari pesan yang disampaikan oleh Bhagavad Gita atau vedanta, mengapa tidak sebaiknya belajar dari sumber awal.

Kearifan Hindu

Kita seringkali alergi bila belajar dari ajaran Hindu. Namun ini terjadi karena kita masih belum bersedia membuka diri mengenai pengertian Hindu. Hindu bukanlah suatu keyakinan atau kepercayaan tertentu. Hindu adalah suatu peradaban yang paling kuno.

Bila kita mau membuka diri bahwa Hindu sebagai suatu peradaban, kita akan bisa menyerap banyak pengetahuan yang bisa menghubungkan dengan sesuatu hal yang bisa membawa kita ke arah kebenaran sejati. Kebenaran sejati ini berguna bagi menunjang pemahaman tujuan kelahiran serta peran di bumi ini.

Peradaban Shindu atau Hindu ini merupakan peradaban yang paling tua. Sampai saat ini belum dikenal peradaban yang lebih tua dari Hindu. Para peneliti dunia juga para saintis telah membuktikan bahwa banyak sumber sains modern berasal dari Upanishad. Upanishad adalah kitab peninggalan era peradaban Hindu. Dan kemudian semua pengetahuan termasuk pengetahuan sejati tentang yang dikenal dengan sebutan Tuhan serta pengetahuan lain berasal dari kitab ini.

 Memahami hal tersebut di atas, adalah wajar bila menggali pengetahuan sebaiknya dari asal paling awal…