Law of attraction (LoA) begitu digembar-gemborkan khalayak ramai. Katanya dengan mengaplikasikan LoA kita bisa kaya. Inilah pembodohan manusia. Suatu konspirasi agar manusia jadi miskin. Jika ada yang bertanya, lantas siapa yang kaya? Yang meniupkan hukum ketertarikan. Mereka adalah orang cerdas.

Mereka yang cerdas meniupkan bahwa dengan LoA manusia bisa kaya adalah yang meraup kekayaan. Kekayaan ada di semesta. Bertebaran. Tinggal bagaimana menarik menjadi milik pribadi. Tuhan memberikan segalanya kepada manusia. Dia Maha adil. Dia Maha pemberi. Bagaimana mungkin sebagai maha pemberi mengirimkan manusia ke bumi untuk sengsara?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Saat kita mengaplikasikan LoA, apa yang kita minta? Oh money come to me? Konotasinya adalah pengemis. Minta-minta. Emosi apa yang ada di balik orang peminta? Miskin….. Hanya orang miskin yang meminta. Kita meng-asosiasikan diri sebagai orang miskin. Emosinya adalah emosi kemiskinan. Bagaimana mungkin emosi negatif (kemiskinan) bisa menarik kekayaan (positif) atau wealthness.

Dalam Injil Matius Pasal , Ayat 25-34 tertulis:

Carilah Kerajaan Surga sesuai dengan rencana Tuhan bagi dirimu-kehidupan yang sempurna dan selaras dengan semesta-dan kau tak akan pernah kekurangan sesuatu apapun” (A New Christ by Wallace D. Wattles, re-editing by Anand Krishna,www.booksindonesia.com)

Sangat jelas pesan Tuhan melalui utusan Nya. Kehidupan sempurna terjadi saat kita berkarya selaras dengan semesta. Jika kita berkarya dengan semesta, yang terjadi adalah emosi positif. Dan dengan sendirinya yang akan datang adalah yang positif. Positif bisa di artikan segala sesuatu yang baik pada diri kita. Termasuk kekayaan dan kesehatan. Kekayaan dan kesehatan adalah kesempurnaan hidup manusia. Sesungguhnya mesti ditambah satu lagi: spiritual. Tetapi bukankah hidup selaras dengan semesta adalah perilaku spiritualitas? Berarti ke tiganya sudah tercakup.

Kembali ke LoA. Hanya jiwa yang miskin yang selalu meminta. Secara tidak sadar kita mengasosiasikan diri selalu kekurangan. Semesta tidak akan membantu manusia yang selalu kekurangan. Bukankah ada pada salah satu ayat dalam Alquran berbunyi:

Syukurilah segala sesuatu yang diberikan. Jika kau mensyukuri nikmat yang telah diberikan, niscaya Allah akan melimpahi nikmat yang lebih besar”

Bukankah ke duanya tidak bertentangan? Dengan berkarya selaras dengan semesta kita telah melakoni perintah Allah, memberikan rahmat lil alamin. Inilah inti Islam. Setelah melakoni perbuatan yang selaras atau rahmat bagi sekalian alam, Allah akan menambah kelimpahan nikmat bagi manusia.

Sungguh luar biasa yang meniupkan bahwa LoA akan memperkaya kita semua. Mereka tidak salah…

Tanpa mengemborkan bahwa LoA sangat mungkin atau bahkan membuat kita semakin miskin, kita yang kurang cerdas sehingga tidak bisa lebih dalam memaknai kebijakan ilahiah….

Di atas segalanya bekerja selaras dengan semesta mendorong timbulnya kebahagiaan dan keceriaan….