Mereka begitu gembira ria. Berteriak begitu heboh. Jingkrak-jingkrik, badan bergembira ria. Banyak teman, mobil berderet. Kalung gemerlapan. Semua begitu ramai dan ceria. Tiada yang salah memang…… . Wajar dan gempita. Itulah dunia sekitar kita. Kita dibentuk oleh lingkungan. Kita begitu terbawa oleh sekitar. Salah? No…. Nikmatilah saat kesadaran badan menguasai diri…..
Anak kecil juga begitu ceria. Bergembira dan saat perut keroncongan, ia lari dan pulang minta makan. Alami……. Saat beranjak dewasa, kemudian sekolah. Lulus. Apa yang pertama dicarinya? Makan. Itulah kebutuhhan dasar manusia. Cakra pertama. Makan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Setelah terpuaskan makan dan sandang, kemudian yang diperlukan papan atau tempat tinggal. Masih cakra pertama. Terpenuhinya cakra pertama mendorong untuk mencari pasangan. Cakra seks adalah cakra ke dua. Kebutuhan untuk memenuhi tuntutan biologis dan berkembang.
Cakra satu dan dua sama juga dimiliki oleh hewan. Insting hewani ada juga pada manusia. Sekualitas. Belum ada perbedaan.
Makan, seks terpenuhi sudah. Status sosial dan pemenuhan kenyamanan badan lain seperti sarana transportasi dan pernak-pernik baju serta untuk status sosial adalah cakra ke tiga. Kenyamanan. Hewan juga perlu tempat yang nyaman untuk tidur. So, masih instink hewani. Hewan juga perlu tidur dengan nyaman. Punya anak. Sama.
Kasih atau cinta adalah cakra ke empat. Energi ini sesungguhnya juga ada pada hewan. Hanya pada hewan begitu natural. Mereka hanya mengasihi anaknya. Instink hewaniah ini ada pada menusia naluri kasih seorang ibu pada anaknya. Jika manusia hanya memikirkan keluarga atau anaknya dan rela mengorbankan orang lain, ia masih setara dengan hewan. Semestinya pada manusia sudah meningkat adanya kasih terhadap sesama. Cinta kasih ini sudah meluas. Tahap ini sudah meeningkat pada manusia seharusnyalah tingkat cakra ke empat ini berkembang dan terus berkembang. Mulai terwujud peningkatan kemanusiaan.
Cakra tenggorokan terjadi saat munculnya intelejensia. Kebijakan untuk berkata bijak karena pengembangan jiwa kasih. Kata kebijakan yang muncul dari rasa kasih menciptakan golden rule di semua agama ciptaan manusia. Jangan perlakukan orang lain jika tidak mau diperlakukan yang sama. Pada tingkat ini masih ada pemilahan benar atau salah.
Saat intelejensia berkembang ke tingkat lebih tinggi, ia mampu berada di atas baik dan buruk. Inilah mata ke tiga. Mata pertama adalah yang melihat buruk. Mata ke dua hal baik. Dan mata ke tiga adalah yang bisa memilah hal baik dan buruk. Inilah fakultas pemilik mata ke tiga. Dan semua orang memilikinya. Hanya mau menggunakan atau tidak. Jika ia ingin lebih tinggi dari instink hewaniah. Ia memiliki kuasa mengatur diri sendiri.
Cakra tertinggi adalah saat ia melampaui baik dan buruk. Baik dan buruk adalah mindset kita. Ia sudah menjadi saksi bagi semua hal termasuk hal baik ataupun buruk yang terjadi pada dirinya.
Jika pemahaman ini tidak dimengerti, sebanyak apapun harta diperoleh, jiwa miskin adanya.
Ialah sungguh pemilik semesta.