Dunia tidak ada yang perduli dengan kehidupanmu. Mau menangis atau pun tertawa tidak ada seorangpun yang perduli akan dirimu. Coba saja perhatikan saat kau sakit, paling banter mereka hanya bilang : ‘Kasihan’ dan jika pedulinya lebih dalam dan detail mereka akan mengusahakan bantuan dana untuk penyembuhan. Namun di dalam hati  dan perasaan, yang paling merasakan adalah kita sendiri. Memang tidak dipungkiri bahwa support teman sangat membantu pemulihan diri.

Di atas segalanya, kita mesti memberikan semangat bagi diri sendiri. Inilah pemberdayaan diri sesungguhnya. Tidak mengharapkan bantuan orang lain, namun memberikan respon positif kepada teman atau kerabat yang membantu kita.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Saat kita mengalami musibah, mau mengaduh atau tertawa sama saja. Namanya juga mengalami, menangispun tidak meringankan, bahkan jika kita sedih dan terlarut dalam kepedihan, banyak energi terbuang. Jika kita memahami bahwa semua adalah energi, sesungguhnyalah kita telah menghamburkan energi dalam bentuk kesedihan yang mendalam. Dan ini merugikan diri sendiri. Dengan bersikap positif kita menerima musibah tersebut. Dengan rasa penerimaan ini, kita bisa memanfaatkan energi yang tadinya untuk kepedihan ditransformasi untuk pemulihan. Janganlah mau merugi dua kali. Sudah ditimpa musibah, eh….. masih saja membuang energi untuk kesedihan.

Menerima musibah dengan lapang dada akan sangat membantu pemulihan. Saat orang bersedih, dahinya mengkerut. Saat orang ceria, dahinya tidak ada kerutan dan pancaran energi dari wajahnya bersinar terang. Ke lapangan dada dalam menerima keadaan akan ber-resonansi ke sekitar dan menebarkan keceriaan. Alam pun merespon. Segalanya menjadi ceria dan indah. Mereka yang ceria memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka hidup dan berkembang.

Ceria dan keceriaan itulah sesungguhnya jati diri manusia. Karena keinginan berlebihan yang tidak terpenuhi menciptakan kekecewaan. Kekecewaan menguras energi. Oleh karenanya tidak mengherankan bahwa mereka yang ceria dan mencintai pekerjaannya memiliki kreativitas tinggi. Tentu kreativitas yang selaras dengan semesta. Kreativitas yang selaras dengan semesta adalah kreativitas yang bermanfaat bagi orang banyak.

Coba perhatikan gerak-gerik anak kecil. Saya yakin tidak seorang [pun pembaca mampu menirukan gerakan mereka lebih dari 10 menit. Mereka begitu energik dan wajahnya senantiasa penuh keriangan. Tanpa beban. Saat itu mind atau pola pikir mereka terbuka, karena tanpa beban ingin pujian dsb. Saat itulah energi semesta mengalir seutuhnya ke dalam diri mereka. Dari sinilah sumber energi nereka. Energi semesta.

Sesungguhnyalah energi semesta ini selalu memancar ke setiap makhluk sehingga kita tetap hidup. Hanya porsi pemakaiannya berbeda. Seorang anak penerimaan kualitas kemurnian energinya utuh. Kita yang sudah memiliki keinginan, kualitas energi murninya sudah berkurang. Kata kuncinya adalah keceriaan. Saat ceria, tuangan energi semesta penuh dan energi inilah yang menghasilkan kreativitas. Tidak mengherankan, orang-orang yang sukses selalu di awali dari hobi. Melakukan sesuatu karena rasa suka/cinta. Energi cinta adalah energi semesta. Energi kasih…

Oleh karenanya, berusahalah senantiasa ceria. Dan mari jaga kita keceriaan itu sampai saat badan butuh istirahat jangka panjang alias lupa menarik nafas. Orang meninggal itu bukan karena sakit atau apa begitu, penyebabnya satu dan sama……………

MEMBUANG NAFAS TAPI LUPA MENARIKNYA…..

Hanya satu itu penyebabnya…..