Jika kita ingat sejarah perjalanan para suci dan nabi, tidak satupun dari mereka mencapai pencerahan hanya ongkang-ongkang kaki. Untu menggapai pencerahan butuh perjuangan dan berdarah-darah. Mari kita lihat perjalanan para master.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Krishna, seorang avatar di zaman Mahabarata. Ia lahir dalam penjara dan hidupnya sejak kecil ditempa oleh kehidupan yang keras. Banyak musuh yang ingin membunuhnya. Orang tuanya dipenjara oleh saudara sepupunya.

Budha Gautama, seorang putra mahkota di kerajaan Kapilawastu. Ia seorang pangeran yang beristrikan seorang ratu kecantikan di wilayah kerajaannya. Ia meninggalkan istana yang penuh kemewahan untuk menemukan jati dirinya. Ia melaukan tapa brata dan berpuasa untuk menemukan Dia yang Maha Agung. Bukan perjalanan yang nyaman.

Nabi Isa Sang Masiha, sejak usia 13 tahun melakukan perjalanan ke India untuk belajar. Setelah usia 30 an tahun ia baru kembali ke Nazareth. ia belajar ajaran Krishna, Bhagava Gita dan ajaran Sang Budha Gautama. Itulah sebabnya ia mendapatkan gelar Kristus. Penuh perjuangan dan latihan dengan disiplin tinggi untuk menggapai pencerahan. Ia juga pernah digoda oleh iblis untuk meninggalkan jalan spirital dan diberikan kerajaan dunia.

baginda Rasulullah SAW, harus memanjat tebing tingi serta terjal untuk menuju gua Hirak. Beliau melakukan perenungan dan berpuasa. Apa yang dilakukan oleh beliau,tidak satupun yang tahu. Konon katanya mendapatkan bimbingan dari malaikat Jibril. Bisa saja demikian. etapi bkankah masih ada kemungkinan lain, berguru dengan seseorang,misalnya. Tiada seorangpun tahu. Semua dilakukan dengan perjuangan dan latihan disiplin tinggi.

Manusia sekarang???

Maunya gratisan. Tidak mengeluarkan uang dan cerah. Kita lupa akan hukum sebab akibat. Siapa yang menanam, ia pula yang menuai. Kita terlena oleh kenyamanan duniawi. Oleh setan pikiran yang memamerkan kemewahan duniawi. Dipikir jika belajar spiritual gratisan.

Kita lupa bahwa tujuan kelahiran adalah untuk menuju kepada Dia. Kita lupa bahwa pemanfaatna uang yang paling tepat adalah digunakan untuk menempuh perjalanan spiritual. Kita selama ini berhamba pada nafsu syahwat. Kita hanya menggunakan uang untuk memanjakan syahwat angkara murka. cari duit pontang-panting siang malam ujung-ujungnya untuk menyamankan badan. Untuk memuja hawa nafsu. Suatu penggunaan yang benar-benar menyimpang dari tujuan kehidupan.

Bukannya menjadi faqir. Faqir berarti miskin dari kepemilikan duniawi. Miskin bkan miskin harta benda dan susah hidup sehingga membebani orang lain. Mencari harta benda dianjurkan sebanyak mungkin, tapi gunakan untuk menjalani laku spiritual.

Agama bukanlah spiritual. Namun manusia yang melakoni spiritual pasti bsa hidup dalam keberagamaan. Hidup penuh kasih dan damai. Jika beragama hanya diterjemahkan dengan ritual-ritual yang umum, jangan harap bisa menemukan Dia Yang Maha tersembunyi

Cerita lain tentang seorang master. Naropa adalah murid Tilopa. Untuk menemukan gurunya, Naropa mesti babak belur. Banyak penderitaan yang mesti dialami sebelum berguru. Silkan googling tentang Naropa dan Tilopa.

Tiada yang gratis untuk menggapai kesadaran Ilahi..

Gunakan uang yang diperleh untuk mendalami jalan spiritual. Itulah penggunaan yang paling tepat…