Meditasi Pemula Bertujuan Untuk Menemukan Rasa Damai Diri Sendiri
Para Meditasi Pemula harus memiliki tujuan. Tujuannya bukanlah untuk mengejar atau bahkan untuk mendapatkan kekayaan atau kesuksesan harta dunia atau materi. Namun yang terutama adalah mewujudkan rasa damai dalam diri sendiri. Kita tidak mungkin menciptakan kedamaian di luar diri. Yang mesti kita temukan adalah bagaimana cara untuk mengendalikan diri sehingga kita tidak menciptakan atau memperkaya kekeruhan di luar.
Saya sebagai Meditasi Pemula sangat terkesan ketika membaca buku meditasi yang dituliskan oleh Anand Krishna, Jangka Jaya. Dalam buku ini, saya baru menyadari bahwa rasa damai terwujud bila kita kita bisa mengatasi rasa takut. Tulisan ini sangat membantu pemahaman saya tentang apa yang disebut sebagai Ratu Adil. Kesadaran bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk mengakses Energi Keilahian dalam diri sendiri membuat kita tidak menjadi rasa arogan bahwa kita paling unggul.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Untuk menggapai kemampuan untuk mengakses Dia Hyang Maha Ada bisa dilakukan bila seorang Meditasi Pemula memiliki keteguhan untuk tetap berlatih meditasi. Meditasi yang dimaksudkan di sini adalah laku untuk senantiasa membersihkan sampah-sampah mental. Mungkin kah sampah mental bisa dibersihkan dalam waktu singkat?
Sangat sederhana jawabannya. Ini analogi yang sering saya gunakan. Mungkin kah debu halus bisa dihilangkan dalam waktu singkat? Serapat apa pun sustu ruangan tertutup, dapat dipastikan senantiasa ada debu sangat halus menempel. Apalagi kita yang sering-sering berhubungan dengan banyak orang. Dalam diri setiap orang selalu ada setan yang disebut negativitas dalam diri. Silakan baca ini.
Rasa damai dalam diri hanya bisa didapatkan bila dan bila kita mewujudkan rasa ceria dan rasa cukup. Bukan hal mudah untuk kepuasan dałam diri sendiri. Sesungguhnya kita bisa dengan mudah menciptakan atau menggapai rasa puas bila kita bisa mensyukuri hal-hal yang kecil di sekitar kita. Sebagai contoh: ‘Bisa kah kita bersyukur ketika kita bisa buang air besar (BAB)?’
Coba bayangkan atau renungkan ketika kita sedang melakukan BAB. Banyak orang yang merasakan sulit untuk melakukan BAB setiap hari. Hal lain; ketika saya bisa buang air kecil, saya selalu bersyukur. Saya bayangkan begitu banyak orang merasa sulit saat buang air kecil. Sekali lagi, janganlah melihat ke atas, tetapi ucapkan terima kasih ketika kita bisa melakukan sesuatu. Tidak sulit kan?
Bersyukur adalah sikap positif. Bukan berpikir positif. Menerima penyakit sebagai penyakit kemudian berupaya mencari obat akan jauh lebih baik daripada mengutuk atau mengomel pada penyakit yang dideritanya. Saat kita menerima penyakit sebagai penyakit, kita memiliki semangat untuk berusaha sembuh dan mengupayakan obat.
Bagaimana kita harus bersikap Positip?
Ya, untuk menggapai rasa damai dalam diri, kita harus bersikap positip. Bukan berpikir positip. Artikel ini menjelaskan perbedaan antara berpikir positip dan bersikap positip. Selain itu, kita harus merasa puas dalam diri. Mari kita simak video singkat di bawah ini:
Ya, milikilah 3 (tiga) rahasia hidup sebagaimana disebutkan dalam video di atas. Dengan kepala dingin, kita memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat. Keputusan tepat berarti berlandaskan kemuliaan. Bukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama. Bagaimana keterkaitan antara sikap positip dengan rasa puas dalam diri?
Sikap positip berarti kita menerima segala sesuatu yang kita alam. Bila pun kita sedang mengalami penderitaan, kita mesti bisa membuaka diri bahwa penderitaan yang kita alami sebagai akibat perbuatan kita. Kita mesti melakukan introspeksi diri. Lakukan perenungan terhadap segala sesuatu yang pernah kita lakukan. Tidak ada perbuatan orang lain yang memberikan dampak atau akibat buruk selain diri kita sendiri.
Dengan adanya penerimaan ini, kita kemudian melakukan langkah-langkah perbaikan. Kita harus sadar bahwa bunga mawar memiliki duri dan bunga yang indah. Kita harus menerima bunga mawar yang berduri. Tanpa duri, ia bukanlah bunga mawar. Kesiapan kita menerima penderitaan sebagai penderitaan tanpa mencari Kambing Hitam membuat kita menyadari makna kehidupan sebagai bentuk dualitas.
Saya sering mengamati segala bentuk sandiwara dan sinetron atau film layar lebar. Dapat dipastikan dalam sandiwara atau film ada tokoh baik dan buruk. Bila panpa peran yang bersifat buruk, dapat dipastikan lakon sandiwara amat sangat membosankan. Tiada permainan emosi dalam diri kita.
Rasa damai dalam diri akan menciptakan kedamaian di luar diri. Ini hanya bisa terjadi bila dan bila setiap orang menyadari adanya negativitas dalam diri. Karena segala sesuatu yang buruk di luar diri hanyalah pantulan atau cerminan dari dalam diri sendiri. Demikian juga ketika kita menghina orang lain. Kita lupa untuk mengamati……..
Mengamati keadaan ini, saat seseorang menghina orang lain, sesungguhnya ia sedang mengungkapkan kualitas dirinya sendiri. Apa yang disampaikan merupakan cerminan kualitas diri sendiri. Saat seorang master tidak membalas hinaan juga menunjukkan kualitas frekuensi getaran yang dimilikinya. So, apa yang bisa dibanggakan ketika seseorang dengan pongahnya menghina orang lainnya? Bukankah dengan cara ini, ia sedang mengungkapkan kualitas diri sendiri sendiri? Ia sedang menghinakan diri sendiri………. Ia sedang mengekspresikan diri bahwa ia sedang dalam penderitaan.