Guru di luar

Guru di luar hanyalah cerminan atau bukti seseorang telah melihat Guru di dalam diri sendiri. Banyak orang merasa bahwa mereka tidak perlu berguru karena merasa telah melihat Guru di dalam diri sendiri. Ini hanyalah bukti bahwa ego ke-merasa-an. Sebaiknya bisa merasa daripada merasa bisa.

Guru di luar hanyalah pantulan kesadaran seseorang. Ada seseorang yang telah mencapai pencerahan mengatakan bahwa ketika seseorang mengatakan dirinya baik, ia akan mengatakan balik bahwa itu hanyalah karena diri orang tersebut sudah ada kebajikan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Kesombongan diri

Ketika seseorang mengatakan tidak mau berguru karena telah melihat guru di dalam hatinya, waspadalah bahwa ketika itu yang menguasai diri adalah kesombohan atau keangkuhan yang akan menjerumuskan dirinya.

Seorang Guru Sejati hadir di muka bumi ini hanyalah sebagai alatNya. Kehadiran seorang Guru Sejati bukan karena karma dirinya. Ia digunakan Oleh Keberadaan atau Dia Sang Maha Jiwa untuk menundukkan ego para pencari Kebenaran Sejati atau Pengetahuan Sejati.

Kabut Ketidaksadaran

Seorang Guru Sejati tidak akan mengatakan bahwa dirinya adalah Guru. Namun segala sesuatu yang diperbuatnya membuktikan dirinya sebagai Guru Sejati. Ia tidak sekedar berucap, ia membuktika ucapannya dalam keseharian.

Yang dilakukan seorang Guru Sejati adalah membongkar kebuntuan pikiran yang disebabkan oleh Kondisi bentukan lingkungan. Pada umumnya, kita semua lahir di lingkungan yang belum menyadari akan tujuan utama kelahiran di bumi. Lingkungan kita Pada umumnya mengajarkan bahwa surga tidak di bumi. Inilah kabut ketidak sadaran.

Kabut ini tidak bisa dilenyapkan hanya dengan kata atau nasehat. Mereka harus dilenyapkan melalui penundukan ego. Di sinilah Peran seorang Guru Sejati. Dia selalu mengatakan bahwa Guru Sejati ada dalam diri sendiri. Di atas segalanya, seorang Guru Sejati mengatakan bahwa dirinya sebagai teman seperjalanan.

Jebakan

Hati-hati dengan jebakan ini. Betul bahwa seorang Guru Sejati menganggap kita para pencari kebenaran sejati sebagai teman. Namun, kita sebagai pejalan spiritual tidak bisa tidak harus menganggap bahwa Dia sebagai pemandu atau Sang Penuntun menuju Kebenaran Sejati.

Banyak orang terperosok karena mereka menganggap bahwa pemandu kita sebagai teman. Seorang Arjuna pun baru menyadari setelah berada di Padang Kuruksetra………

Semoga kita semua diberikan Kejernihan pikiran……….