Nama Tuhan
Nama Tuhan diberikan oleh kita manusia atas dasar keinginan atau kemauan kita. Dia tidak pernah menyebutkan diri Nya sebagaimana kita inginkan. Lucunya ada nama atau sebutan yang kita tidak suka untuk diberikan kepada Nya. Maha Pemarah atau Maha Berbicara.
Kita sebut Dia sebagaimana keinginan kita. Maha Pengampun misalnya. Nama ini kita berikan dengan tujuan agar kesalahan atau yang lebih dikenal oleh umum sebagai dosa atas percatan kita diberikan pengampunan. Namun lucunya kita berbuat kebalikan. Misalnya ada seseorang yang berbuat kurang atau bahkan tidak sesuai dengan kemauan atau keinginan kita, kita dengan keras menolak untuk memberikan maaf atau ampun.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Alasan Para Suci dianiaya
Karena kita sering mengeluh dan meminta, kita berikan nama Tuhan sebagai Yang Maha Pemberi dengan tujuan Dia akan berikan. Demikian juga kita selalu berharap Dia akan mendengarkan permintaan kita, maka kita berikan nama Tuhan sebagai Maha Mendengar.
Kita tidak senang untuk mendengar kata Tuhan. Karena itu kita tidak memberikan sebutan sebagai Maha Berbicara. Karena bila Dia berbicara tentu yang disampaikan tidak sesuai dengan keinginan kita. Itu sebabnya banyak para suci dianiaya atau bahkan dibunuh; mereka berbicara atau menyuarakan pesan Tuhan. Sesungguhnyalah mereka mewakili suara Tuhan untuk berbicara. Namun karena yang disampaikan atau disuarakan bertentangan dengan kenyamanan indrawi, maka kita anggap sesat.
Pesan Mulia
Pesan mulia merupakan kodrat dasar yang yang harus dilakoni oleh manusia, karena itulah potensi asli yang dikandung dalam diri manusia. Suara para suci dapat dipastikan membawa manusia ke arah potensi sejati diri manusia sebagai makhluk mulia atau shreya; pesan yang menyatukan.
Di lain sisi, sifat dasar manusia sebagian besar berkeinginan untuk memecah belah. Ini disebabkan karena sifat ego yang selalu ingin mendapatkan kenyamanan diri sendiri. Sedangkan pesan para suci berlandaskan kepentingan umum. Oleh sebab itu doa yang paling tepat adalah doa ini.
Potensi diri manusia muncul melalui kerja keras. Bagaikan batu mulia yang mengalami asahan lebih keras. Peran seorang Guru Sejati pun demikian; membentuk kayu gelondongan menjadi patung yang indah melalui pahatan. Kesalahan umum yang kita lakukan adalah memilih seorang guru karena kita suka. Senang karena dia sering memuji kita….