Ya mungkin ada pertanyaan ‘Mengapa begitu banyak sifat pada diri manusia?’ Ada yang bersifat dominan masalah makanan, masalah seksualitas, masalah kenyamanan diri lainnya. Karena, bukan kah sifat asli manusia keilahian?
Mari kita renungkan…….
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Di alam semesta ini banyak sifat bertebaran. Saat hewan mati, mind si hewan bertebaran di alam semesta. Saat seorang suci atau avatar meninggalkan tubuh kasarnya, mind beliau juga berserakan di alam semesta. Suatu ketika, Sang Maha Jiwa berkehendak mewujudkan diri. Karena Dia Sang Maha, dan Dia juga sebagai katalisator terjadinya semua makhluk di alam ini, maka Dia juga meramu wujud yang diinginkan Nya. Hasil ramuan sangat sesuai dengan keinginan Nya. Jika mind hewan yang bertebaran di alam semesta dominan, maka sifat kehewanian dalam diri manusia juga dominan.
Iniah sebabnya bisa saga seseorang begitu terobsesi untuk berhubungan dengan lawan jenisnya. Dalam dirinya di dominasi sifat hewan yang kapan saja ingin berhubungan. Sama halnya jika seseorang hanya terobsesi memburu makanan. Hewan juga begitu. Tidak beda dengan para pemburu kenyamanan lainnya. Jangan dikira yang berburu gelar karena sifat mulia telah berkembang, sama sekali tidak. Kesadaran untuk menjadi lebih baik dari lainnya atau lebih terhormat dari lainnya masih mendominasi.
Lantas, bagaimana dengan para avatar atau para suci yang sifat kasih begitu menonjol? Ya disebabkan ramuan Sang Maha jiwa memberikan dominasi sifat mulia dalam diri manusia. Tahap ini dibutuhkan semata untuk menciptakan kekuatan penyeimbang dari dominasi sifat yang merusak atau mementingkan kenyamanan tubuh. Suatu permainan menarik.
Sesungguhnya lah bahwa jumlah manusia yang mulia dapat dipastikan jauh lebih kecil dari yang didominasi oleh manusia yang berburu kenyamanan badaniah. Ini terjadi karena sifat kemuliaan adalah sifat alam atau sifat Sang Maha Energi. Sifat mulia bagaikan seorang pimpinan. Tidak ada pimpinan lebih besar daripada para stafnya.
Dia yang menciptakan, Dia pula yang sedang bermain dalam wujud-wujud kita. Tergantung Dia saja. Jika Dia ingin mengambil paran sebagai penjahat, sifat hewaniah mejadi dominan. Sebaliknya, jika Dia ingin dunia damai, ia mengambil dengan memperbanyak unsur keilahian……