Selama ini kita memiliki kecenderungan melarikan diri ketika menghadapi masalah yang tidak mampu kita atasi. Dengan berbagai cara. Perhatikan ramainya cafe discotic, cafe makan dan tempat hiburan lainnya di kota-kota besar. Mereka semua dalam keadaan gelisah dan bingung. Mereka mencoba mencari tempat pelarian. Jika tidak gelisah atau bingung, dapat dipastikan tidak akan mencari hiburan. Pada hal, bisakah kita melarikan diri dari kegelisahan?

Sesungguhnya kita sedang mengalihkan perhatian. Masalah tetap ada, kita berupaya mengalihkan atau shifting ke sesuatu yang menyenangkan sesaat saza. Diharapkan keluar dari tempat hiburan ada jalan keluar. Realitanya? Keluar dari tempat hiburan, kita malah menambah berat permasalahan. Sering kali di tempat hiburan kita tidak bisa mengendalikan diri terhadap sesuatu. Karena timbunan emosi yang dipaksakan dipendam bisa meledak tidak terkendali.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Solusinya:

‘Selamilah kebingungan Anda, kegelisahan, duka, dan penderitaan Anda. Hadapi mereka. Jangan menghindari sebuah situasi yang Anda hadapi. Ketika Anda menghindari sebuah situasi, Anda berhenti belajar, Anda berhenti bertumbuh.’ 

( This is Truth That too is Truth by Swami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Sang Maha Jiwa Agung ‘memercikan’ diri Nya ke tubuh manusia untuk merasakan pengalaman segala sesuatu ciptaan Nya. Inilah sebabnya , sesungguhnyalah dalam diri manusia memiliki banyak potensi yang amat sangat mungkin tumbuh berkembang. Kegelisahan, kebingungan atau penderitaan adalah salah satu upaya untuk memunculkan potensi yang ada dalam diri manusia. Pikiran kita yang takut menghadapi penderitaan dan kegelisahan mendorong kita melarikan diri. Pikiran pendek yang berupaya melarikan diri inilah setan yang selama ini mengganggu kita.

Saat intelejensia bisa menyelam lebih dalam ke masalah, tanpa kita duga akan ditemukan cara mengatasi masalah. Ketika pikiran kita jernih, kita bisa melihat akar permasalahan. Bagaikan permukaan danau yang keruh karena terkena longsoran tanah. Permukaan bergolak dan taburan tanah bercampur dan mengeruhkan danau. Beberapa saat setelah itu, taburan benda padat, tanah dan kerikil mulai mengendap. Akhirnya tenang dan tampaklah dasar danau.

Demikian pula kebingungan kita akibat kegelisahan, duka dan takut membuat kita menderita. Cari waktu dan duduk sejenak. Atur nafas, tarik dan hembuskan nafas. Pengaturan nafas sangat penting untuk menenangkan pikiran. Saat nafas mulai teratur, pikiran pun menjadi tenang. Memang ada teknik tertentu untuk lepaskan atau let go kegelisahan. Ada beberapa teknik yang mudah dan sangat efektif untuk me-let go kan kekesalan dalam hati. Lihat di www.anandashram.or.id.

Konflik yang ada bagaikan api. Suatu masakan tidak menjadi matang dan siap dimakan bila tidak dimasak dengan api. Gesekan dibutuhkan untuk menciptakan api. Kemudian api digunakan untuk memasak sayuran. Ketika bahan untuk berkembang dan bertumbuh sudah siap, diciptakan api kegelisahan. Api ini digunakan mengolah materi jiwa yang sudah siap menjadi masakan yang lezat.

Dengan adanya kegelisahan dan penderitaan, akan muncul pula potensi diri yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi di masa akan datang. Just jump, and you will find a solution in deeper place within you. Kadang kita tidak memahami maksud Sang Keberadaan. Dia menggunakan tubuh kita untuk mengalami sesuatu untuk bertumbuh kembang. Hanya melalui tubuh lah segala pengalaman bisa diperoleh untuk menyuburkan tanaman agar bertumbuh subur.

Yang harus kita perhatikan adalah menjaga kesehatan tubuh. Kehilangan barang atau harta masih bisa diatasi. Tetapi saat tubuh menjadi sakit, perhatian kita bisa tercurah sepenuhnya untuk memulihkan kesehatan sehingga akan menyita perhatian. Sesuatu hal yang amat sangat butuh diperhatikan adalah ketika sudah tua. Kita harus berupaya sekuat tenaga untuk tetap memelihara kesehatan. Once, kita sakit akan sulit untuk penyembuhan. Karena setelah usia menua, tubuh kita rentan untuk pemulihan. Menjaga asupan agar selaras dengan tubuh dan pengaturan nafas untuk menjaga keeraturan denyut pikiran. Pikiran kacau, detak jantung kacau. Suplai darah terganggu. Ujungnya, sakit.