Penyebab utama kelahiran adanya keterikatan terhadap hal yang tidak penting atau kenyamanan materi, bagaikan ayam

Penyebab utama kelahiran manusia kembali ke bumi tidak beda dengan ayam balik ke kandang. Menurut pengamatan para ‘ahli’ ayam atau mereka yang menekuni tentang ayam, ada suatu hal yang menarik. Ketika ayam dilepaskan, mereka berkeliaran. Namun, pada akhirnya, ayam yang berkeliaran seharian bisa kembali ke kandang sang pemilik. Telusur punya telusur, ternyata bau tahi ayam yang ada di kandang ayam memiliki kekhususan. Dan ini menjadi daya tarik magnit sehingga ayam bisa dan betah tinggal di kandangnya.

Penyebab utama kelahiran bagaikan ayambalik ke Kandang

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Demikian juga manusia. Ketertarikan terhadap kenyamanan duniawi bagaikan bau kotoran tahi ayam. Bisa kita ibaratkan bahwa kita semua sekarang berada dalam kandang ayam. Saat kematian tiba, roh kita lepas dan terbang ke suatu tempat sementara waktu. Namun, karena bau kotoran dunia, yaitu kenyamanan bau dunia, kita bagaikan tertarik kembali untuk lahir ke bumi.

Segala pernak-pernik kenyamanan badaniah bersifat kotor. Mengapa???

Semua berasal dari ciptaan pikiran manusia untuk mencari kenyamanan tubuh. Sadar atau tidak sadar sesungguhnya kita pemuja berhala kenyamanan badaniah. Kenyamanan inderawi. Kita masih diperbudak nafsu duniawi. Kemudian, karena kita mencari kenyamanan tubuh, kita menggunakan atau memutar otak agar dapat memenuhi keinginan tubuh. Keinginan tubuh dapat dipastikan tidak lepas dari pikiran intelektual. Pikiran yang didasarkan untung dan rugi. Didasarkan atas kebutuhan memenuhi nafsu inderawi. Kita masih belum menyadari bahwa jiwa butuh kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang tidak bergantung atau bersandar pada benda yang tidak abadi.

Inilah yang dimaksudkan bahwa segala pernak-pernik duniawi bersifat kotor. Kotor dalam arti menjadi penghalang dalam hal penyatuan jiwa individu, dalam pengertian secara umum sebagai penghuni badan saat hidup. Kumpulan dari jiwa individu bisa diberikan istilah sebagai ‘purusa‘. Kumpulam jiwa individu kemudian menyatu kembali dengan Sang Maha Jiwa Agung. Dalam rangkaian penyatuan ini ada penghalang, yaitu kotornya nafsu duniawi. Ini berasal dari pikiran yang belum sadar akan jati diri atau asal mula jiwa individu, Sang Maha Jiwa Agung.

Ketidaksadaran akan asal mula jiwa individu ini karena manusia lahir dengan dorongan modal utama, avidya atau kebodohan. Atau ketidaktahuan bahwa manusia bukanlah sekedar tubuh, bukan perasaan, bukan emosi, dan bukan pula pikiran. Karena selama ini kita selalu mengidentifikasikan sebagai tubuh, kita jadi penyembah berhala tubuh. Kita lupa bahwa sesungguhnya: ‘Aku Tunggal adanya.’

Dalam kebodohan kita, kita selalu mencari kesalahan orang lain saat kita mengalami penderitaan atau musibah, Kita selalu saja menyalahkan Tuhan. Wah Tuhan sedang mencoba saya….

Pernahkah kita berpikir, urusannya apa Dia mencoba?

Kita lupa akan hukum sebab akibat yang sudah diciptakan Tuhan sebagai aturan dasar di bumi ini. Siapa yang menanam, dia yang akan memetik. Siapa yang menabur, ia juga yang menuai. Di kala kita mengalami penderitaan, kita seharusnya melakukan perenungan kembali, apa penyebab dari penderitaan kita. Semua terjadi karena ulah kita sendiri. Jangan kemudian mencari kambing hitam, wah ini akibat godaan setan. Jika kita teguh dan pikiran jernih serta dalam keadaan senantiasa sadar, mungkinkah setan dapat menggoda kita?

Kita harus waspada dan senantiasa ingat bahwa penyebab utama atau modal dasar kelahiran adalah kebodohan atau avidya. Oleh karenanya kita harus mau belajar dan membuka diri. Banyak sudah pengetahuan tentang hal ini. Banyak sudah para suci dan avatar dikirimkan oleh Sang Maha Jiwa Agung untuk mengingatkan akan adanya korelasi antara jiwa individu dan Sang Maha Jiwa Agung……..

Para suci dan avatar hadir semata untuk mengingatkan jati diri setiap insan serta tujuan utama lahir di bumi. Mereka sadar bahwa kelahiran disebabkan ketertarikan akan kotoran duniawi….

Jika mau membuka diri dan belajar untuk melakoni, pengetahuan sejati akan menjadi laku kita……

Inilah berkah bagi yang menyadarinya….

Sadar bahwa modal utama kelahiran adalah kebodohan sendiri……..