Pengalaman menarik sebagai Ayur Hypnotherapist terjadi ketika melakukan terapi pada seorang klien. Sebut saja si HB.

Ia tertarik mengikuti terapi dengan metode Ayur ini setelah mengamati dan berdiskusi dengan rekan lainnya. Kebetulan saya sebagai dosennya. Seringkali dalam pertemuan tatap muka dengan mahasiswa, saya mengutarakan manfaat dari terapi dengan metode ini. Namun jangan pikir bahwa saya memaksa mereka untuk mengikuti terapi dihubungkan dengan nilai kelulusan. Karena saya sangat sadar bahwa terapi dengan metode Ayur Hypnotherapy bisa bekerja dengan baik hanya dan hanya klien mau sembuh.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Keinginan klien untuk sembuh dari sesuatu merupakan kekuatan baginya untuk berubah. Dalam setiap pembicaraan, saya selalu menekankan bahwa perubahan yang terjadi bukan karena kemampuan sanga terapist. Semua karena keinginan dari klien.

Kenyataannya memang demikian. Saya ingat yang dikatan oleh nabi Isa ketika beliau menyembuhkan seorang yang sakit. Beliau mengatakan, ‘Kau sembuh karena iman atau keyakinanmu. Bukan karena aku.’ Dalam metode Ayur Hypnotyerapy tidak ada seorang yang disebut penyembuh. Yang ada hanya fasilitator. Seorang hipnotherapist hanya seseorang yang mefasilitasi. Sembuh atau tidaknya klien tergantung keyakinan klien itu sendiri. Tidak ada kelebihan dari seorang fasilitator Ayur Hypnotherapy. Keinginan untuk berbagi dan melayani semestinya menjadi dasar bekerja seorang Ayur Hypnotherapist.

Kembali pada topik judul di atas. Mungkinkah energi negatif dihikangkan dari tubuh klien? Saya sendiri secara past tidak bisa menjawab. Ini saya hubungkan dengan pengalaman klien saya.

Perlu diketahui bahwa untuk melakukan terapi metode Ayur ini tidak bisa dalam satu kali. Minimal 3 atau 4 kali. 2 sampai 3 kali tatap muka digunakan untuk latihan menuju relaksasi. Baru pada pertemuan terakhir dilakukan hipnoterapi. Semua yang diberikan pada sesi puncak atau terakhir atas dasar persetujuan klien. Tidak bisa suatu sugesti diberikan tanpa diijinkan klien. Ini melanggar aturan dari Ayur Hypnotherapy. Seorang Ayur Hypnotherapist memiliki tanggung jawab moril. Tidak tunduk pada bayaran. Tidak bisa membela kebenaran atas dasar pembayaran.

Ketika sesi pertama berlangsung, latihan yang disebut Rileksasi Kilat. Suatu latihan yang amat sangat sederhana. Tetapi, berdasarkan pengalaman saya, manfaatnya yang dirasakan oleh klien benar – benar luar biasa. Si HB menceritakan saat latihan berlangsung, ia merasa bagian dada separti ada beban yang terlepas atau terbuangkan. Ia bisa melihat bahwa saat itu, ada asap berwarna hitam dari dadanya. Dan setelah itu, ia merasakan kelegaan yang amat sangat.

Dalam perbincangan setelah latihan, ia baru bercerita bahwa dahulunya ia berlatih Merpati Putih. Ia latihan tenaga dalam. Entah karena terlalu keras berlatih atau ada kesalahan yang dilakukan saat berlatih, ia merasakan sesak di bagian dada. Ia merasa kurang fresh. Sejak saat itu, ia hidup dalam keadaan kurang nyaman di bagian dada.

Saya sampaikan pada dia bahwa saat rilek sekali, pikiran kita terbuka. Keterbukaan pikiran ini membuat diri juga terbuka pada energi ilahi. Sesungguhnya lah, energi ilahi selalu mengisi tubuh kita. Namun karena pikiran kita penuh dengan keinginan, maka energi ilahi tidak bebas masuk ke dalam tubuh kita. Kemarahan, kekecewaan, ketakutan, iri hati, dan pikiran lain negatif lah yang mengeblok sehingga energi ilahi tidak leluasa mengalirnke dalam tubuh.

Besar kemungkinan, saat kita dalam keadaan rileksasi total, energi negatif digeser oleh energi ilahi yang memasuki tubuh. Ini proses alami. Badan tentu menolak energi negatif dan ‘welcome’ pada energi ilahi. Semua ini terjadi di luar keinginan kita. Dan inilah yang benar. Proses secara alami. Jika kita menginginkan, tidak bakal terjadi. Karena yang bekerja bukanlah energi ilahiah. Saat keinginan yang muncul, energi ilahi tidak akan hadir.

Masih lekat dalam benak kita cerita sufi yang terkait. Ketika Tuhan mengetuk pintu hati seseorang, Dia menunggu jawaban yang tepat. Jika yang ada didalam menjawab bukan Tuhan sendiri, maka Tuhan pun pergi menjauh. Singkat kata, Tuhan tidak mau tersaingi. Hanya Tuhan lah yang bersinggasana dalam hati insan manusia.