Hidup Spiritual dan Duniawi

Hidup Spiritual dan Duniawi merupakan satu kesatuan tak terpisahkan. Karena saat ini kita juga hidup di dunia materi. Ketika kita berupaya memisahkan, yang terjadi adalah kemunafikan. Inilah yang disebut sekularisme. Kita hidup di suatu dunia imajiner. Bahkan bisa dikatakan kita hidup di balik topeng. Topeng yang berupa keyakinan. Keyakinan ini pada umumnya diartikan spiritual.

Dengan memahami bahwa adanya materi berasal dari nonmateri, maka kita akan lebih sadar bahwa meteri atau duniawi tidak bisa dipisahkan dari spiritual. Alam spiritual terjadi ketika manusia semakin sadar bahwa terpenuhinya kenyamanan oleh dunia benda/harta dunia tidak bisa menjadikan seseorang bahagia. Sebaliknya membauat seseorang semakin terbenam dalam dunia materi yang ada ujungnya menuju alam penderitaan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Pola Hidup Manusia 

Sejak kecil manusia telah di bawah kendali massal. Berawal dari orangtua. Bila orangtua tidak memiliki kesadaran akan pentingnya tujuan kelahiran, maka pengaruhnya semakin menguat ketika menuju kedewasaan. Semua yang di sekeliling kita adalah ciptaan pikiran. Intelektual atau Mind. Intelektual berarti kepintaran yang didapatkan dari lingkungan, baik dari buku ataupun dari orang di sekitar kita. Semua informasi akan diserap oleh otak. Sesungguhnya bukan hanya otak, tetapi seluruh indra kita.

Dalam buku This is Truth That too is Truth by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com dituliskan:

Mind (gugusan pikiran dan perasaan) memecah belah, intelejensia mempersatukan. Mind mendiskriminasi, intelejensia memilah dan membedakan tindakan yang tepat dan tidak tepat.

Menjadi mindful, atau sekedar mengasah pikiran tidaklah sama dengan menjadi intelejen. Karena mind (gugusan pikiran dan perasaan) adalah hasil deconditioning mind dan merupakan transformasi total mind

Sangat jelas yang dijelaskan oleh Svami Anand Krishna. Intelektual bersifat memecah belah. Karena intelektual barlandaskan perasaan, emosi. Sebaliknya, intelejensia adalah kecerdasan alam yang mengutamakan kesatuan serta persatuan. Suara alam memberi dan memberi. Ini bisa kita contoh dari sifat bumi. Sifat matahari juga demikian, memberi tanpa membedakan.  Tumbuhan pun demikian. Sifat utama kepemimpian ini bisa dipelajari dari video di bawah ini:

Seorang pemimpin yang ideal tidak mungkin memisahkan kehidupan spiritual dan dunia. Seorang pemimpin yang menjadi panutan mendasarkan semua tindakannya dengan 8 pedoman dasar sebagaimana sifat alam.

So, para spiritualis akan menjalani kehidupan selaras dengan alam. Pada saat yang sama, ia menyadari bahwa ia bidup di dunia materi. Kesadaran bahwa hanya saat di dunia materi kita bisa membebaskan keterikatan terhadap materi.