Mengamati batuan megalitik yang di Gunung Padang atau gunung terang, sangat menarik. Ternyata ada sebagian batu yang memiliki keunikan sebagai musik. Batu-batu besar tersebut diperkirakan sebagai sumber bunyi seperti alat musik zaman ini. Suatu hal yang menarik dikaji lebih dalam.
Yang menarik adalah bahwa ada cerita rakyat yang mengungkapkan bahwa sering terdengar suara musik atau gamelan dari Situs Gunung Padang. Ada indikasi bahwa Gunung Padang sebagai tempat ritual kepercayaan tertentu. Suatu cara untuk menghormati alam sebagai ungkapan syukur atas berkah Ilahi.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sekelompok orang dari Fe Insitut yang diketuai oleh Hokky Situngkir ( Fisikawan) melakukan penelitian tentang musik yang dimungkinkan dikeluarkan oleh batuan andesit yang mengandung banyak logam. Inilah sebabnya batuan tersebut bisa menghasilkan bunyi yang berbeda-beda yang berfrekuensi tinggi. Ternyata dari hasil penelitian melalui digital komputer dihipotesakan bahwa ada 4 nada yang bisa dikeluarkan oleh batuan tersebut. nada: f, g, a, dan d. Nada yang cukup memadai untuk menyanyikan lagu pujian Ilahi.
Yang menarik adalah bahwa letak teras diatur sedemikian rupa yang sangat memungkinkan adanya aktivitas musik di Situs peninggalan Gunung Padang. Suatu hal yang menarik. Adanya punden berundak memungkinkan saat malam hari bunyi-bunyian gamelan atau orkestra turun ke bawah dan saat siang hari suara ke atas. Ini prinsip fisika, kata Hokky Situngkir.
Yang jadi pertanyaan adalah: ‘Mengapa musik penting?’
Jika dilihat lokasinya di daratan yang tinggi, dapat diduga bahwa musik bukan digunakan untuk hiburan, tetapi sebagai alat untuk mengiringi lagu pujian saat ritual. Iringan musik dalam ritual akan sangat membantu uplifting perasaan seseorang dalam ritual doa dalam pendekatan diri pada Sang Pencipta.
Dengan musik dan nyanyian, seorang manusia bisa meng-ekspresikan rasa cintanya pada Tuhan. Melalui musik dan lagu, rasa cinta yang mendalam pada Tuhan ataupun alam bisa di-ekspresikan. Musik adalah bunyian yang dikenal oleh seluruh umat manusia. Bukankah burung pun bernyanyi sebagai ungkapan rasa syukur? Sebagai pujian pada Tuhan semesta alam.
Banyak orang tidak tahu arti lirik lagu, namun dengan rasa yang terdalam mereka bisa tersentuh lewat lagu yang berisikan pujian atau ungkapan/ekspresi rasa syukur atau cinta pada Sang Pencipta. Mereka bisa berkomunikasi dengan bebas tanpa sekat. Lagu dan musik tidak akan menjadi bahan perdebatan. Kata dan kalimat bisa memancing timbulnya perdebatan. Musik dan lagu tidak sebagai media cinta pada Sang Khalik, inilah kejeniusan leluhur nusantara.
Inilah warisan leluhur nusantara yang sekarang sudah dilupakan. Ungkapkan rasa cinta dan syukur atas berkah yang sudah kita terima melalui musik dan lagu. Warisan leluhur yang amat sangat cerdas. Jangan lupakan itu wahai pewarih Nu-Sundara atau Nusantara.
Nu berarti baru. Sundara berasal dari Sundaram yang berarti cantik atau indah….
Keindahan yang baru.
Mengapa baru?
Karena sesungguhnya seperti inilah peta sebelum banjir besar 14.500 an tahun yang lalu:
Sumber: Buku Atlantis, Prof. Arsyo Santos
Gunung Padang terletak pada daratan pegunungan sebagai area pemujaan. Inilah sebabnya mereka melakukan ritual dengan iringan musik sebagai upaya menghantar perasaan/jiwa ke jenjang lebih tinggi. Untuk keperluan itu, mereka menggunakan batuan andesit yang banyak mengandung logam agar keluar bunyi. keteraturan tabuhan diiringi rasa menghasilkan lagu yang memanjakan rasa kasih dan cinta. Mereka menggunakan secara ber-ramai2 sebagai orkestra. Seandainya, masyarakat purba 14.500 an tahun yang lalu sudah menggunakan musik sebagai orkestra, betapa majunya budaya leluhur kita saat itu. Luar biasa….
Mereka melakukan lagu pujian terhadap alam semesta. Karena mereka sadar bahwa musik atau lagu yang berasal dari kalbu mampu menggugah jiwa atau bathin manusia menuju kesadaran Ilahi. Mereka sudah mengenal fungsi otak kanan, walaupun tidak secara eksplisit. Inilah kejeniusan leluhur nusantara atau Nu-Sundara…
Lagu mampu melembutkan jiwa siapapun juga.
Lagu dan musik mampu men-transformasi jiwa seseorang sehingga satu frekuensi dengan getaran alam semesta.
Hanya bangsa atau suku berbudaya tinggi dan halus perasaannya bisa meng-ekspresikan pujian pada Ilahi memalui lagu….