Menemukan Tuhan???? Mustahil lah !!!!!!!
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Banyak orang mencari Tuhan di Mekah, Medinah, sungai Gangga, Lordes… ataupun tempat suci lainnya. Tidak bakal anda menemukan. Dia tidak dimana-mana, tetapi juga ada di mana-mana. Dalam satu ruangan terisi udara semua, adakah anda mau mencari udara? Hanya orang gila yang bicara mau cari udara dalam ruangan tersebut. Merasakan udara… itulah yang harus dilakukan dan hanya bisa dilakukan.
Seorang pencari permata Kohinoor (permata yang sangat terkenal dan jenis sangat langka) lewat depan pintu rumahnya. Dan di bawah batuan di depan pintu rumahnya ia terjatuh. Secara tidak sengaja terlihat lubang. Ternyata dalam lobang itu ditemukan sebongkah batu bercahaya. Itulah permata Kohinoor.Sayangnya otaknya bermain licik, ia berpikir: ‘Apakah ini permata Kohinoor yang akan dicarinya?’ Namun ia tidak percaya, semudah itukah mendapatkan permata yang sangat langka? Pikiran memang seperti itu kerjanya. Mau yang ribet dan berbuat susah. Akhirnya ia bersusah payah keliling mencari permata yang sesungguhnya sudah ada di depan mata.
Demikian juga keberadaan Tuhan, sudah ada di dalam Tuhan, tapi masih saja mau mencari Tuhan di tempat-tempat yang katanya suci. Inilah pikiran kita. Ahhh………… ternyata selama ini kita diperbudak pikiran. Tenangkan dulu pikiran, baru bisa merasakan kehadiran Nya. Seperti se-ekor ikan di dalam air. Ia tidak akan pernah merasa bahwa ia hidup dalam air. Karena itu memang dunianya. Ia tidak dapat hidup tanpai kehadiran air. Air ada di dalam dan di luar dirinya.
Jika kita menganggap Tuhan jauh di sana, kitalah yang sungguh-sungguh arogan. Merasa kita bisa berdiri sejajar dengan Tuhan. Sesuatu yang kita bisa di sembah atau disujudi adalah sesuatu yang ada di luar diri. Berarti ada dua individu terpisah. Suatau hal yang tidak masuk akal. Kita ini bisa hidup karena kehadiran Tuhan yang ada di semua tempat. Di dalam batu pun hadir Tuhan. Mengapa masih bingung mencari. Yang diperlukan adalah MERASAKAN kehadiran Dia Yang Maha Pengasih.
Untuk merasakan kasih, kita harus melakoni kasih itu. Untuk merasakan sifat Dia Yang Maha Sabar, kita harus menjadi sabar. Tidak ada yang bisa diperbuat. Hanya satu yang bisa dilakukan, menyadari. Inilah KESADARAN. Menyadari kehadirannya dengan melakoni sifat-sifat yang menurut kita baik. Sehingga kita memeberikan Dia 99 nama. Sesungguhnya ini juga karena keterbatasan kita. Semua nama yang kita berikan adalah ungkapan kegagapan kita untuk menyebut Nya. Dia tidak memiliki sifat-sifat itu. Sifat itu hanya dimiliki oleh manusia. Kemudia karena kita terbatas dan menganggap Dia Yang Maha ini dan itu, akhirnya kita kasih nama saja sesuai dengan pemahaman kita.
Merasakan kehadiran Nya tidak usah lari dan menyepi di hutan yang sunyi. Atau di gunung. Di keramaian dunia inilah kita bisa merasakan kehadiran Nya. Kembangkan kasih yang sudah ada dalam diri. Melakoni kasih bukan suatu yang bisa di seminarkan di hotel berbintang lima. Ingatan saya melayang ketika para petinggi ini membahas masalah kemiskinan. Pembahasan kemiskinan di laksanakan di hotel berbintang dan ber AC. Makan dan tidur nyaman. Bagaimana bisa merasakan kemiskinan? Alhasil yang keluar segepok kertas, tapi tidak bisa di implementasikan.
Kita sibuk membahas Tuhan. Tuhan itu begini dan begono, tapi tidak pernah mau melakoni sifat-sifat yang sudah kita labelkan kepada Dia. Pengasih dan penyayang. Bagimana mungkin?
Menyadari dan melakoni sifat-sifat yang kita labelkan sebagai namanya. Sesungguhnyalah kita yang menciptakan adanya Tuhan. Tanpa kehadiran kita, siapa yang mau membahas tentang Tuhan.
Siapa yang akan berdebat tentang Tuhan?
Siapa yang akan menggunakan nama Nya untuk melakukan pembunuhan atau penganiayaan atas nama Dia?
Dia ada sebagai katalisator. Seperti energi listrik. Lampu nyala berarti ada listrik. Cahaya adalah indikasi kehadiran Nya. Kehidupan kita adalah indikasi kehadiran Nya. hanya orang gila yang masih berbantah tentang ada atau tidaknya Tuhan………………..
Selamat merasakan. Jika anda sudah merasakan kehadiran Nya.. Anda tidak akan lagi mau berdebat tentang Tuhan. Itulah KESADARAN……