Tanpa ada yang disebut buruk tiada yang disebut baik. Buruk adalah anak tangga awal menuju baik. Tiada yang disebutkan sebagai pertentangan pada seseorang. Satu ketika baik dilain saat baik. Ia tidak bisa melakukan perbuatan baik dan buruk pada saat bersamaan. Namun bisa saja dipersepsikan baik atau buruk pada saat bersamaan oleh dua orang yang berbeda. Tergantung persepsi mading – masing orang terhadap perbuatan orang tersebut. Inilah persepsi yang amat sangat relatif tergantung situasi dan kondisi seseorang.
Perbuatan yang sama bisa dianggap baik satu saat dan buruk di saat yang lainnya. Lagi, tergantung suasana persepsi orang yang menilai. Jika dianggap menguntungkan dirinya, maka perbuatan orang tersebut dianggap baik. Jadi tiada sesuatu yang mutlak benar bagi pandangan seseorang. Semuanya relatif tiada yang absolut.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Neraka pada awalnya diartikan sebagai tempat pensucian. Buksn tempat hukuman yang berlangsung lama atau bahkan abadi. Pemurnian atau tempat penghukuman sementara akibat dari satu kesalahan. Jika dihukum secara abadi bukan kah menjadi tidak adil? Seakan kekeliruan yang dilakukan tiada pengampunan sama sekali. Adalah sifat manusia yang baik maka segala perbuatan pasti disesali. Karena pada dasarnya sifat manusia baik adanya. Ingat adal kata manusia. ‘ manas’ dan ‘isya’. Manas bermakna ‘mind’ atau pikiran intelektual. Isya berarti Ilahi atau kemuliaan. Saat melakukan satu perbuatan buruk berlandaslam intelektual, suatu ketika pasti sifat Ilahi nya muncul. Ia menyesali perbuatan nya dan berupaya memperbaikinya. Inilah sifat alam benda. Perubahan.
Setiap perbuatan buruk akan menghadapi konsekuensi atau akibat. Inilah yang disebut sebagai alam neraka atau penghukuman atau pemurnian. Tanpa kita sadari sesungguhnya kita di dunia ini sedang di alam neraka. Bukankah jelang sepersekian detik menuju alam kematian dalam pikiran kita diperlihatkan flashback semua kejadian selama hidup? Dan dibandingkan dengan tolak ukurnya. Jika ternyata yang dilakukan selama hidup tidak sesuai dengan tujuan kelahiran, dapat dipastikan timbul penyesalan dan ada keinginan untuk memperbaiki segala perilaku yang menyimpang selama hidup. Untuk itu roh yang terdiri dari gugusan pikiran dan perasaan menciptakan tubuh baru untuk menebus kesalahan atau menyebutkan kesalahannya. Itu yang disebut sebagai neraka.
Bisa saja manusia melakukan kesalahan kemudian ingin menebusnya, tetapi saat hidup lupa lagi. Tidak menebusnya tetapi malahan menambah kesalahan nya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Lupa….
Adalah keadilan Tuhan bahwa setiap orang lupa dirinya pada tujuan kelahiran. Semua yang Lahir di buni pasti seakan manusia baru lahir. Semua dimulai dari start point yang sama. Seakan bersih dan suci. Bayangkan jika setiap orang lahir dengan memory masa lalu, bisa kacau balau dunia. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, maka setiap orang diberikan kertas putih setiap kelahiran. Namun nasib ayau kejadian pada diri setiap orang berbeda sebagai akibat perbuatan masa lalunya. Inilah bukti bahwa ada pengaruh dari akibat perbuatan masa lalu.
Jika di tempat pemurnian yaitu bumi tidak juga sadar bahwa adalah suatu keharusan untuk melakukan perbuatan yang tidak merugikan sesama makhluk hidup sehingga bumi atau planet lebih baik, maka tak pelak lagi terjadi pengulangan sebagaimana terjadi sebelumnya.
Sebaliknya jika kita sadar bahwa tujuan keberadaan di bumi sebagai sarana tempat pemurnian, maka akan terjadi proses transformasi intelektual menjadi intelegensia. Intelegensia bermakna cara pandang selaras dengan sifat alam. Berbagi dengan penuh kasih. Jika proses transformasi sukses selanjutnya ia masuk ke alam surga. Apakah setelah kematian tubuh?
Tidak juga. Untuk apa mengalaminya setelah kematian tubuh. Alam surga juga terjafi di alam benda. Bingung???
Mari kita jalani saja. Teori ayau sekedar pengetahuan tidak bermakna tanpa dialami atau dilakoni. Dan kehidupan hanya di alam benda. Setelah kematian pun, Roh yang belum usai menjalani kehidupan di bumi toh lahir juga….
Perenungan atau kontemplasi bermakna untuk didalami dalam keseharian….