Di suatu tempat pada suatu kuil, hidup 2 orang pendeta. Mereka tinggal dan hidup bersama selama bertahun-tahun. Mereka hidup bahagi dan rukun sampai suatu ketika, salah satu di antar mereka ber dua meninggal dunia karena usia yang sudah tua. Tidak lama kemudian, yang lainnya menyusul tutup usia selang beberapa bulan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Pendeta yang pertama meraskan hidup dan bahagia di akherat. Ia lahir kembali dan tinggal di surga yang nyaman dan aman. ia amat bahagi dengan kehidupannya. Namun suatu ketika ia ingat teman lamanya yang dahulu hidup bersama di kuil di dunia.

Ia mencari ke setiap sudut surga dimana ia tinggal. Ia tidak menemui teman lamanya tersebut.

Ia mencari mencari di alam lain. Alam manusia tempat mereka hidup dahulu. ia tidak menemuinya…

Ia, kemudian menyisir di alam hewan dan serangga… Tidak ketemu juga…

Ia tidak bosan menyisir ke sana kemari karena sebagai mantan teman baik, ia merasa bersalah karena hidup dalam kesenangan sendiri… Ia merasa berdosa…

Sampai akhirnya, ia melihat teman lamanya hidup sebagai cacing di tempat yang menurutnya tidak layak, kotoran hewan. Ya, temannya hidup sebagai cacing pada kotoran hewan..

Sebagai teman baik, ia bermaksud membantu mengangkat sang teman ke alam yang lebih layak. Yaitu surga dimana ia tinggal saat ini…

Dalam pikirannya, ia bermaksud mengangkat temannya agar hidup bahagia di surga sebagaimana dirinya..

Kemudian, ia turun ke bumi dan  mendatangi temannya yang lahir sebagai cacing pada kotoran hewan..

“Siapa kau?” tanya si cacing. “Aku adalah teman lamamu. Aku bermaksud ingin membantumu agar kita bisa hidup senang di surga. Di sana nyaman, adem, dan semuanya serba indah.”  Sahut si pendeta yang hidup nyaman di surga..

Si cacing dengan geram berteriak: “Aku tidak mengenal dirimu. Pergi… enyahlah dari depanku!!!”

“Tetapi aku teman lamamu.. Kita dahulu hidup bersama di suatu kuil. Aku ingin mengangkatmu dan hdup bersama lagi di surga. Tempat yang indah dan penuh kenikmatan. Tidak kotor seperti tempatmu sekarang.”

Namun, si cacing bersikukuh tidak mau ditolong…

Karena besar keinginannya, si pendeta yang tinggal di surga memaksa menarik si cacing untk diajak ke surga. Namun, semakin kuat ditarik, semakin kuat si cacing bergerak melakukan perlawanan…

Dikutip dari Kitab Kebijaksanaan Master

Demikianlah keadaan sebagian besar dari kita. Merasa sudah nyaman tinggal di tempat kotor. Mungkin kotor pikirannya…

Seringkali orang yang menderita tidak sadar bahwa ia dalam keadan menderita. Ia sudah merasa biasa dan nyaman berada di lingkungan yang kotor dan kumuh…

Seseorang yang sakit, tidak akan merasa dirinya sakit karena sudah bertahun-tahun ia hidup di lingkungan orang yang sakit. Ia sudah merasa nyaman hidup di dunia para penderita sakit…