Otak VS Mind

Banyak psikiater masih belum memahami Otak Vs Mind. Inilah sebabnya obat yang diberikan pada pasiennya berkaitan dengan penyembuhan pada bagian otak atau brain. Otak merupakan perangkat keras. Sedangkan mind atau pikiran serta perasaan sebagai perangkat lunak atau software.

Para psikiater sangat berpentingan dengan penjualan obat. Apalagi obat yang berkaitan dengan syaraf otak, pasti mahal. Bukan rahasia lagi bahwa semla farmasi memberikan setoran pada dokter berkaitan dengan obat. Ini sebabnya pula bahwa menjual obat yang generik sebisa mungkin dihindari oleh dokter. Padahal, kita tahu bahwa kualitas obat generik tidak kalah dengan non-generik.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Bila mind atau cara berpikirnya yang tidak tepat, mengapa yang diobati syaraf otak? Bukankah obat hanya bisa mempengaruhi fisik? Bukan cara berpikir.

Mind yang sakit

Otak atau brain tidak sakit. Master saya dalam suatu Satsang mengingatkan akan hal ini. Seseorang yang mengalami stres atau depresi bukan sakit pada bagian otak, tetapi pada perangkat lunaknya. Tetapi yang diberikan obat anti depresan. Tidak berbeda dengan obat seperti pain killer. Yang diredakan tanya bagian syaraf yang bukan akar permasalahan.

Kita semua tahu bahwa mind tidak ada pada bagian otak. Otak sebagai perangkat keras. Mind tidak bisa mengekspresikan diri dalam bentuk tindakan tanpa kehadiran otak. Bila mind bisa dikendalikan, maka syaraf pada otak bisa diubah.

Mari kita renungkan. Saat kita stres atau depresi, yang terganggu emosi kita. Cara berpikir kita menjadi kacau. Tindakan kita akan dikendalikan oleh emosi. Dengan kata lain bahwa yang mengalami gangguan adalah cara berpikir.

Sebagai contoh. Seseorang yang melakukan kekerasan terhadap hewan terjadi bukan karena otaknya yang sakit, tetapi kelainan mental. Seperti apapun obat yang diberikan tidak akan mengubah cara berpikirnya. Ia menganggap dirinya tidak sakit. Padahal perilakunya memberikan gambaran yang tidak dialami oleh orang waras pada umumnya. Perbaiki cara berpikirnya dengan mengubah pola makan dan berlatih napas secara teratur. Dalam waktu 2-3 bulan akan terjadi perubahan.

Mind tidak terbatas

Mind tidak terbatas. Ketika kita berpikir, terjadi gelombang energi. Ini sebabnya kita bisa mempengaruhi pola berpikir orang lain. Vibrasi ini bisa kita rasakan bila kita berhadapan dengan seseorang dalam keadaan stres atau depresi. Kita merasa tidak nyaman berada di dekatnya.

Mind bisa menjangkau tanpa batas. Gelombang energi bisa mempengaruhi pola energi di bagian dunia lainnya.