Pemandu Sejati
Pemandu Sejati adalah seseorang yang bisa memandu kita menuju kebebasan sejati. Pada umumnya juga dimaknai sebagai sosok guru. Lupakan bila ada seseorang yang mengaku guru. Dapat dipastikan ia hanya guru biasa. Bukan seorang Guru Sejati dalam spirirualitas. Seorang yang benar-benar guru yang sejati tidak akan pernah mengaku bahwa ia guru yang bisa memandu ke sejatinya guru dalam diri.
Dan ini hanya bisa terjadi tanpa dikehendaki. Seorang yang benar-benar guru pemandu ke dalam kesejatian diri selalu membawa kita atau bahkan berkata bahwa guru sejati hanya ada dalam diri. Dan ini memang sangat benar. Bila seseorang bisa melihat guru sejati di dalam diri, maka dapat dipastikan ia mengakui adanya guru sejati di luar diri. Artkel ini bisa lebih memperjelas.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ekspresi luar = ungkapan sifat sendiri
Sering kita melihat seseorang memaki orang lain dengan suatu kata yang tidak sepantasnya diucapkan. Mengapa ini bisa terjadi? Karena yang ada dalam dirinya juga kata tersebut. Bila seseorang bisa berkata dengan kasar, berarti itu juga pantulan atau cerminan adanya ke-kesaran dalam dirinya.
Kembali pada teladan Jesus dan Rabiah. Ketika Jesus dimaki, ia tidak membalas. Mengapa? Karena beliau tidak lagi mempunyai mata uang untuk membalas caci maki tersebut. Caci maki hanya dimiliki oleh seseorang yang berpikiran kata. Inilah perbendaharaan kata yang dimiliki.
Demikian juga ketika Sufi wanita Rabiah ditanya: ‘Mengapa kau tidak bisa membenci setan?’ Rabia berkata: ‘Seluruh pikiran serta perasaanku hanya berisi nama Dia. Tidak ada ruang bagi yang lainnya.’ Ini sebabnya perbendahraan kata ‘setan’ tidak ada dalam ruang lingkup pikiran serta perasaan Rabiah.
Dari ke dua contoh tersebut terbukti bahwa segala sesuatu yang ada dalam diri akan terpancar ke luar diri. Dengan kata lain, bahwa segala sesuatu yang di luar diri merupakan cerminan atau pantulan yang ada dalam dirinya.
Guru sejati di luar adalah cermin…
Inilah sebabnya seorang pemandu sejati akan terus menerus berupaya mengajak yang dipandu untuk berpaling ke dalam diri agar bisa bertatap muka dengan pemandu sejati atau guru sejati. Seorang Gurur Sejati telah memhami bahwa bila seseorang telah bertemu dengan Guru Sejati yang ada dalam diri, maka dapat dipastikan akan bisa melihat seorang Guru Sejati di luar dirinya. Inilah sifat cermin, memantulkan yang ada dalam diri.
Tidak bisa tidak, hal ini pasti akan terjadi. Sebaliknya, seseorang yang belum bisa berguru berarti juga belum bertemu dengan Guru Sejati di dalam dirinya. Banyak orang ‘merasa sudah ketemu Guru Sejati’, namun sesungguhnya itu hanyalah perasaannya saja. Cerminan atau pantulan adalah hukum alam