Pemberdayaan Diri

Pemberdayaan Diri berarti melakukan transformasi dari ‘diri’; ‘d’ huruf kecil menjadi ‘D’ kapital. Dengan kata lain, kita harus meningkatkan kualitas diri. Dari hanya memikirkan diri atau golongan sendiri menjadi Diri global atau umum.

Selama ini kita berdoa untuk mohon perlindungan-Nya, tetapi hanya berdoa kemudian diam menunggu. Karena doa sesungguhnya adalah upaya atau berusaha/bekerja. Hanya bila kita melakukan upada, maka berkah bisa turun.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Kutipan buku

Dalam buku Dvipantara Yoga Sastra by Anand Krishna:

Terakhir adalah bahwa tidak ada kekuatan yang lebih hebat daripada kekuatan Hyang Ilahi – ini adalah anjuran yang jelas untuk senantiasa berlindung pada Hyang Ilahi, pada kekuatan-Nya, Hyang maha Daya.

Ini adalah nasihat untuk mengalihkan kesadaran kita dari Kekuasaan Dunia ke Kekuasaan Ilahi. Ini adalah rekomendasi, saran untuk berhenti mencari bantuan dari luar diri, dan mulai memberdayakan diri.

Param-Bala atau Kekuatan Dahsyat, Kekuatan Agung Hyang Ilahi tidak hanya di sekitar kita, tetapi juga di dalam diri kita. kita digerakkan Oleh kekuatan yang sama – jadi, mengapa kita harus mencari bantuan di luar diri. Kita harus mulai mencari ke dalam diri dan menemukan  sumber kekuatan dalam diri.

Dari ‘diri’ menuju ‘Diri’

Sesungguhnyalah pada umumnya kita semua belum benar-benar meminta perlindungan-Nya selama kita tidak melakukan Pemberdayaan Diri. Dan pada realitanya, kita belum percaya diri.

Yang kita anggap bahwa kita percaya diri sesungguhnya masih pada tataran diri yang lemah. Dengan kata lain, diri yang hanya mengandalkan kenyamanan tubuh. Diri yang masih menjadi budak indrawi.

Bila seseorang benar-benar membentuk Pemberdayaan Diri, ia sangat mempercayai bahwa dalam dirinya lah Dia bersinggasana. Dia Hyang Maha Daya tidak berada jauh nun di sana, tetapi tiada tempat yang layak bagi Nya selain dalam diri setiap insan manusia yang telah dibekali neo-cortex.

Yang kita sebut ‘Diri’ tidak ada di luar. Secara inherent sudah ada sejak awal. Bahkan tanpa kehadiran Nya, tubuh kita tidak bisa eksis. Yang dibutuhkan bagi Pemberdayaan Diri adalah melampaui mind