Pemimpin Berbudaya

Samopi saat ini Kita tidak memiliki seorang pemimpin berbudaya; pemimpin sejati. Karena kita belum memahami pengertian budaya secara utuh. Silakan baca ini tenting pengertian budaya. Ya, kita sering menganggap budaya sebagai suatu kebiasaan. Jika ditinjau dari pengertian awalnya, memang betul dari suatu kebiasaan. Tetapi kebiasaan manusia yang memahami kemanusiaanya.

Budaya adalah buah budi manusia. Secara lengkap, mari kita renungkan kutipan berikut dari buku Ananda’s Neo Self Leadership by Anand Krishna:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

‘…budaya berasal dari perkataan ‘budi’ yang dengen singkat boleh diartikan sebagai ‘jiwa manusia yang telah masak’. Budaya atau kebudayaan tidak lain artinya daripada ‘buah budi manusia’. Di dalam Bahasa asing kebudayaan itu dinamakan ‘kultur’ dan diartikan pula sebagai ‘buah budi manusia’. Perkataan ‘kultur’ itu berasal ‘cultura’ dari Bahasa latin, perubahan dari ‘colere’ yang berarti memelihara, memajukan, serta memuja-muja.” (Ki Hajar Dewantara)

Jika mengacu definisi dari Bapak Pendidikan Nasional kita ini, betapa kacaunya kita ketika menganggap seseorang yang bicaranya kasar dan kacau sebagai seorang ‘budayawan’. Dan ironisnya, orang tersebut sering dipanggil sebagai nara sumber di beberapa stasiun teve swasta.

Pendidikan berbudaya

Seorang pemimpin berbudaya tentu dihasilkan dari sekolah yang juga berbudaya. Kepemimpinan, kependidikan , dan kebudayaan  merupakan Tri Tunggal untuk mewujudkan seorang Pemimpin Sejati.

Pendidikan yang dikatakan berhasil bila mampu menghasilkan anak didik yang memiliki dan melakoni nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari. Sementara ini, sepertinya nilai-nilai budaya jarang atau bahkan tidak diadopsi sebagai landasan dasar pada kebanyakan sekolah.

Pada umumnya, kebanyakan belum bisa membedakan antara moral dan budaya.   Seorang pemimpin berbudaya hanya bisa lahir atau muncul dari suatu masyarakat yang memahami budaya secara tepat.

Intelejensia

Intelejensia juga disebut buddhi. Intelejensia merupakan mind  atau intelektual yang sudah dimurnikan. Suatu proses seumur hidup. Karena intelejensia sendiri bisa naik dan juga bisa turun lagi. Belum stabil. Dan proses ini bisa terjadi karena adanya neocortex.

Dan bila kita mau membuka diri, hanya manusia yang memiliki neocortex. Inilah berkah menjadi manusia. Dengan mengembangkan neocortex, seseorang bisa kerja keras secara cerdas. Inilah potensi diri asli manusia sejati.