Pemimpin Pintar

Sangat sulit, bahkan sangat kecil kemungkinan seorang pemimpin pintar lahir atau muncul dari mayoritas rakyat tidak bijak. Banyak kita lihat dari kejadian sekeliling kita. Hal ini terjadi karena pada umumnya masyarakat yang tidak bijak atau katakanlah bodoh hanya memilih berdasarkan cara berpikirnya.

Bila pola pikir dari masyarakat umum masih berada pada tampilan luar, bisa dianggap cara berpikir seperti ini belum pintar. Mereka pada umumnya masih belum memahami perbedaan antara berpikir bijak dan berpikir berdasarkan kebenaran massa. Kebenaran massa menganggap bahwa pendapat berdasarkan kuantitas lebih benar daripada pendapat yang sedkit tetapi waras.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Rakyat banyak yang hanya mengandalkan perasaan tetapi mengesampingkan nalar atau kewarasan memiliki kecenderungan terbawa oleh perasaan. Mereka sangat terpengaruh atau sangat mudah terbawa oleh mob atau jumlah banyak. Energi mereka sangat lemah. Bahkan bisa dikatakan negatif.

Pemimpin Pintar dibenci

Pemimpin pintar tidak disukai atau bahkan dimusuhi. Mengapa???

Karena seorang pemimpin yang benar atau pintar akan mengutamakan kepentingan orang banyak. Banyak orang yang ‘merasa pintar’ memiliki kecenderungan senang memanfaatkan kepintarannya untuk membodohi orang demi keuntungan pribadi. Dan kebanyakan orang demikian senang membuat isu yang mengadu domba demi keuntungan pribadi.

Seorang pemimpin yang suka menyenangkan orang lain bukanlah pemimpin yang pintar atau cerdas. Mereka tidak bisa melihat kebutuhan yang mengutamakan kepentingan orang banyak. Tetapi mereka hanya senang dipuji.

Seorang pemimpin yang mengutamakan kepentingan orang banyak akan jeli melihat kebutuhan orang banyak. Hal ini amat tidak disukai oleh mereka yang senang akan kebodohan masyarakat banyak. Karena bila masyarakat pintar, maka golongan atau kelompok ini tidak bisa memanfaatkan atau memperalat rakyat mayoritas yang mudah dipengaruhi untuk kepentingan diri sendiri. Inilah sifat politisi sejati.

Rakyat Pintar

Rakyat yang pintar akan mengutamakan yang berguna bagi kepentingan bersama. Mereka tidak lagi bisa dipengaruhi dengan mudah hanya berdasarkan perasaan atau pendapat orang banyak. Mereka sadar bahwa pendapat orang banyak belum tentu benar. Apalagi menggunakan isu yang tidak masuk akal. Dengan kata lain, mereka memiliki energi lebih untuk memilah dan memilih. Mereka memiliki pandangan yang cerdas.

Sebagai contoh nyata. Rakyat pintar tidak akan memilih pemimpin yang sudah pernah dipecat atau diberhentikan oleh seorang pemimpin yang pintar atau cerdas. Karena seorang pemimpin yang memiliki wacana atau pandangan luas tidak akan sembarang memberhentikan seorang anak buahnya. Tentu ada alasan kuat untuk memberhentikan pembantunya.

Bila pembantu sudah diberhentikan oleh pemimpin cerdas kemudian dipilih lagi untuk menjadi pemimpin di suatu tempat berarti yang memilih dapat dipastikan tidak pintar. Alias sangat jauh dari kata pintar atau bijak.

Apa kriteria rakyat tidak cerdas?

Rakyat yang belum bujak atau cerdas tentu melakukan pilihan atas dasar keinginan. Bukan kebutuhan. Yang berikutnya adalah bahwa seorang yang dipilih harus sama dengan suatu kepercayaan sebagaimana keyakinan yang sama dengan yang dianutnya. Ini yang tidak cerdas. Karena ia tidak bisa berpikir di luar kotak atau out of box. Ia hanya melakukan pilihan berdasarkan pengetahuannya yang terbatas.