Pengaturan nafas berarti mengatur aliran kehidupan.
Mempraktekkan Pranayama atau Pengaturan Aliran Kehidupan lewat Nafas dengan kesadaran akan Realitas-Bhasma dari segala benda, memiliki sifat tambahan. Praktek ini tidak hanya membebaskan kita dari segala penyakit dan ketidaknyamanan fisik, tapi juga membersihkan mind kita dari segala noda dalam bentuk pemahaman, persepsi, dan lain sebagainya yag keliru.
( Dvipantara Yoga Sastra by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Mengatur nafas bukan hanya memperhatikan nafas, tetapi juga menjadikan pikiran semakin terkendali. Saat kita marah, nafas kita dapat dipastikan pendek dan cepat. Saat itu pikiran kacau. Saat kita cemas atau khawatir, aliran nafas kita pun pendek dan frekuensinya tinggi.
Pikiran dan nafas terkait sangat erat. Prana selama ini dikaitkan erat dengan nafas. Pada hal sesungguhnya prana bukan lah nafas. Prana adalah energi kehidupan Manusia hidup karena ada prana. Setiap benda memiliki prana. baik benda mati maupun hidup. Selama ini kita anggap benda yang tidak bergerak adalah benda mati.
Bagi pemahaman saya, mati berarti tidak ada gerakkan. Yang kita anggap benda tidak bergerak sebagai benda mati. Benarkah demikian? Dalam setiap atom ada yang disebut neutron dan elektron. Neutron dan elektron selalu bergerak. Jika benda yang dianggap mati terdiri dari atom, sedangkan dalam atom ada gerakan, apakah benda tersebut bisa dikatakan benda mati?
Prana, energi kehidupan
Prana adalah energi kehidupan. Seseorang meninggal dunia karena prana dalam dirinya sudah habis masa keberadaanya. Yang tertinggal hanya jasad atau disebut prani. Namun bukan berarti si prani menjadi benda mati, ia akan terurai kembali ke asalnya, 5 elemen dasar. Air, api, tanah, udara, dan ruang.
Yang mengatur aliran kehidupan adalah manusia itu sendiri. Aliran kehidupan seseorang menjadi tenang atau bergejolak sangat bergantung pada praktek pengaturan nafas. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa gejolak emosi sangat bergantung dari pola pernafasan. Semakin jarang siklus nafas semakin rendah gejolak emosinya. Oleh sebab itu, jika kita menginginkan aliran kehidupan kita jauh dari gejolak yang tinggi, praktekkan latihan pernafasan sesering mungkin.
Leluhur kita sangat memahami korelasi antara siklus nafas dan pikiran. Selama ini kita hanya mengagumi keyakinan dari luar. Kita lupa menggali kekayaan peninggalan leluhur kita. Jika kita mau merenungkan tanpa menggunakan emosi, kita akan mengapresiasi dan mengagumi warisan leluhur kita. Bagi yang kurang berkenan, silakan praktikkan dahulu sebelum membantah. Suatu pengetahuan tanpa praktek hanya akan menjadi sampah yang membebani jiwa kita.
Dengan mempraktikkan pengaturan nafas setiap hari, siklus nafas akan menjadi semakin jarang. Akibatnya gejolak pikiran semakin berkurang. Efek dalam kehidupan sehari-hari, sabar bukan lagi sesuatu yang dipaksakan, tetapi akan menjadi laku atau kebiasaan. Dengan kata lain, bukan disabar-sabarkan tetapi memang menjadi sabar yang sesungguhnya tanpa paksaan.
Kesadaran Realitas Bhasma berarti menyadari akan kefanaan atau kesesaatan/kesementaraan semua benda. Hukum perubahan adalah keabadian. Dalam mempraktekkan Pranayama, dengan sendirinya pikiran semakin jarang. Semakin jarangnya pikiran akan mengungkapkan Realitas Bhasma dengan sendirinya. Saat itu kita menjadi saksi akan pikiran kita.
Siklus Nafas
Semakin rendahnya siklus nafas mengakibatkan detak jantung serta denyut nadi menjadi normal. Akibatnya, semua aktivitas organ dalam tubuh kita tidak ada tekanan sehingga bekerja secara alami. Dari hasil penelitian terbukti bahwa segala penyakit bermula dari tingginya atau rapatnya siklus nafas. Seseorang yang dalam keadaan stress, pola siklus nafas pasti dalam keadaan kacau/cepat. Semakin jarang siklus nafas, semakin nyaman tubuh, semakin sehat kita.
Saat kita duduk diam mempraktekkan Pranayama, saat itu kita bisa membersihkan mind atau gugusan pikiran dari segala noda, koq bisa?
Mengapa tidak? Karena saat itu kita bisa melihat, apakah yang kita lakukan tepat atau tidak. Bagaikan permukaan air. Saat permukaan air pada sungai atau danau bergejolak, dasar sungai atau danau tidak tidak akan terlihat. Namun, saat permukaan air di danau tenang, dasarnya akan terlihat dengan jelas. Demikian juga dengan pikiran atau mind kita tenang, kita akan bisa melihat dengan jernih segala tindakan kita.
Dengan menyadari kefanaan setiap benda, kita semakin sadar bahwa rasa kepemilikan kita terhadap kebendaan menjadi sesuatu yang sia-sia. Inilah dunia ilusi. Keterikatan kita terhadap benda menjadikan kita makhluk menderita.
Tuhan Maha Pemurah adanya. Dia akan selalu menunjukkan jalan yang tepat bagi setiap manusia.