Gelombang Selaras

Gelombang selaras maka akan diperoleh pengetahuan yang ada di alam. Bagaikan ketika kita menyetel radio. Kita memutar tombol untuk mencari gelombang radio. Radio pemancar mengubah suara atau gambar menjadi gelombang. Kemudian mesin penerima juga menyelaraskan dengan frekuensi yang sama. Gambar dan suara pun tertangkap oleh telinga serta mata manusia.

Tampaknya kondisi tersebut sama dengan ketika para resi zaman dahulu menerima informasi alam semesta. Saya percha melihat suatu film yang menarik tentang seorang sangat tekun bersembahyang, Ramanujan. Ia hidup di India, kisah lengkapnya bisa dibaca di sini.  Seakan pengetahuan akan memberitahukan diri sendirinya bila sudah saatnya. Hal ini terjadi ketika gelombang pikiran seseorang benar-benar dalam keadaan tenang sehingga selaras dengan gelombang alam.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Satu hal yang perlu disadari bahwa pengetahuan tidaklah hilang. Karena ketika seseorang berpikir, gelombang pikirannya juga tersimpan di alam semesta. Dan bila ada searing lain lagi selaras dengan gelombang tersebut, ia bisa mengakses dengan tanpa dikehendaki. Sebaliknya yang terjadi bila seseorang berkeinginan atau berkehendak, ia tidak akan bisa mengakses alam semesta. Keinginan adalah nafsu.

Issac Newton bukan penemu pertama

Selama ini kita mengenal bahwa Issac Newton adalah penemu hukum gravitasi. Namun baru-baru ini, 19 September 2017, majalah ini memberikan pernyataan mengejutkan. Sumber berita tentang kebenaran diakui oleh Manchester University. Konsep hukum gravitasi ditemukan oleh seorang Resi Kanada dari salah satu ashram di kota Kerala, India.

Bukan hanya, angka 0 (nol) juga ditemukan oleh orang India. Hal lain juga mengenai bilangan ‘phi’ (22/7 atau 3,14). Adanya senjata nuklir pertama juga ditemukan di India, Perang besar Mahabharata. Dan itu juga peradaban manusia nusantara. Bukan budaya asing. Kita bersama merupakan pewaris peradaban Sindhu…

Yang menarik lagi bahwa sesungguhnya pencipta pesawat terbang yang kita kenal saat ini dilakukan oleh orang India. Bukan sebagaimana yang kita ketahui saat ini. Ada bukti yang menyebutkan bahwa zaman Mahabharata sudah ada pesawat. Mereka menyebutkan dengan nama Vimana.

Banyak pengetahuan sesungguhnya berasal dari wilayah peradaban Sindhu. Peradaban kuno yang mewariskan peradaban tinggi. Bahkan umurnya diperkirakan lebih dari 10.000 tahun. Lengkapnya bisa dibaca di sini. Jadi tidak mengherankan bila banyak pengetahuan bersumber dari para resi peradaban lembah sungai Sindhu.

Alasan timbulnya pengetahuan

Mengapa saya mataran bahwa pengetahuan itu timbul atau muncul? Sejatinya, pengetahuan yang kita ketahui saat ini merupakan manifestasi dari keadaan alam. Sangat amat besar kemungkinan bahwa bila alam sudah ingin mengekspresikan Atau memanifestasikan dirinya karena memang saatnya manusia membutuhkan, maka ia akan membuka dirinya di akses oleh manusia. Ia memanifestasikan dirinya agar manusia menggunakannya untuk kedamaian alam. Sayangnya, banyak hal manusia mengalami kerugian akibat pengetahuan. Membudakkan diri pada pengetahuan.

Tentu yang bisa mengakses adalah mereka yang memiliki frekuensi getaran yang sama. So, tidak mengherankan bila ketika para suci/resi atau avatar pada masa lalu bisa mendapatkan pengetahuan ketika gelombang pikiran mereka selaras dengan frekuensi alam semesta. Kemudian berdasarkan intuisi yang mereka peroleh, mereka menuliskan di lontar.

Untuk meluaskan pengetahuan mengenai hal ini, bisa dibaca di sini.

Dengan semakin luasnya pemahaman kita terhadap pengetahuan, pada akhirnya kita akan lebih menyadari keluasan alam pengetahuan. Dan sesungguhnya, bila kita mau membuka diri, semuanya berada dalam diri kita. Yang perlu dilakukan adalah melayani atau berkarya tanpa pamrih melayani alam. Hidup selaras dengan alam agar kedamaian terwujud.