Pengkerutan Otak

Pengkerutan otak, mungkinkah terjadi? Sangat mungkin. Hal terjadi bila Otan tidak digunakan sebagai alat untuk melakukan proses. Bila otak hanya digunakan untuk merekam, ia tidak melakukan pekerjaan sebagai fungsi proses. Proses berarti pengolahan.

Bila otak tidak digunakan untuk melakukan pekerjaan proses, ia semakin lama semakin kurang berkembang. Dan pada suatu ketika mengalami kematian. Perhatikan tanaman yang tidak disiram, semakin lama layu dan mengecil atau menyusut sampai suatu ketika mati.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Sering untuk melakukan perhitungan sederhana saja, kita harus minta bantuan gadget. Saya masih ingat sewaktu saya sekolah dasar. Kami diminta untuk menghitung hanya dengan membayangkan, tidak dengan tulisan. Cara ini mendorong agar otak bekerja. Si otak melakukan proses perhitungan.

Bagaimana membuat otak berkembang?

Ketika kita bekerja pada suatu perusahaan, kita tidak berkembang bila tidak bekerja. Suatu perusahaan akan humbug dental baik bila semua melakukan fungsinya sebagai alat proses untuk berkembangnya perusahaan.

Demikian pula otak kita. Membaca merupakan proses. Saat membaca, otak kita membayangkan. Otak melakukan pekerjaan untuk membayangkan. Ketika membayangkan, kita berandai-andai. Membaca sangan bermanfaat untuk mengembangkan fungsi otak. Imajinasi orang Barat bisa berkembang karena saat sekolah diminta untuk menuliskan. Istilahnya mengarang atau berimajinasi. Inilah sebabnya jalan cerita film Barat lebih hidup daripada film nasional. Karena pola pendidikan.

Sering berhitung tanpa bantuan gadget membuat otak kita berkembang. Menulis jura membuat fungsi tak bekerja. Menulis berarti berimajinasi. Sebaliknya, sering melihat gadget seperti game atau melihat film yang tidak berpikir membuat otak mengkerut. Apalagi hobi melihat film horor.

Perbudakan

Tanpa sadar semakin sering kita menggunakan gadget, kita semakin jadi budaknya. Tanpa sadar kita tidak banyak menggunakan fitur yang tersedia. Kita menjadi korban perbudakan industri gadget. Misalnya, suatu ketika kita melihat model gadget yang baru. Kemudian kita keluarkan uang untuk membeli fitur baru. Perhatikan atau amati, berapa banyak dalam keseharian kita menggunakan fitur baru tersebut. Ujungnya hanya untuk pamer. Kita telah menjadi bidak masyarakat sekeliling.

Semakin kita tergantung pada fitur gadget semakin semakin lemah kita. Perbudakan berkembang bila kita lemah.

Meri kita lihat video singkat berikut ini: