Ilustrasi yang unik:
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Mulla Nasrudin bepergian bersama anaknya naik keledai. Karena merasa sebagai bapak yang baik, Mulla menyuruh anaknya naik ke punggung keledai. Ketika melewati suatu desa, orang desa berkata: “Dasar anak kurang ajar, enak-enak naik keledai sementara bapaknya disuruh jalan.” Sang anak pun turun, dan bapaknya diminta naik keledai.
Begitu memasuki desa ke dua, orang pun berkata lagi: ” Orang tua yang ga tahu diri, anak disuruh jalan.” Mulla pun turun. Dan bersama anaknya, mereka berjalan sambil menuntun keledai. Mereka masuk desa ke tiga. Orang pun meneriaki: ” Dasar bodoh, ada keledai koq tidak dinaiki” Masuk desa berikutnya, bapak dan anak berbarengan naik ke punggung keledai. Ke duanya menaiki keledai. Orang-orang kembali berteriak: “Dasar ga tahu diri, penyiksa hewan. Bapak dan anak menaiki satu keledai.” Akhirnya ke duanya turun dan memanggul keledai. Masuk desa berikutnya, ke duanya memanggul keledai saking bingungnya. Masuk desa berikutnya, ke duanya kembali diteriaki:” Ada orang gila, punya keledai tidak dinaiki malahan dipanggul”
Begitulah keadaan masyarakat kita, selalu saja melihat kesalahan orang lain.
Menyimak keadaan seperti ini, kita mesti memiliki sikap yag tegas. Hanya kita sendiri yang mengerti pikiran, ucapan, dan perbuatan yang baik bagi diri kita. Tentu saja dengan catatan bahwa segala yang kita lakukan tidak merugikan orang lain. Tepatnya kita mesti selalu ingat pepatah:
JIKA TIDAK MAU DICUBIT JANGANLAH MENCUBIT
Balaslah perbuatan buruk terhadap diri kita dengan perbuatan baik. Jika inipun tidak mampu kita lakukan, paling tidak janganlah membalas perbuatan buruk dengan perbuatan buruk pula. Lebih baik diam. Yakinilah bahwa alam memiliki mekanisme kerja yang sangat rapi. Alam memiliki mekanisme kerja, yaitu hukum sebab-akibat yang tiada seorang pun manusia luput dari sistem ini. Inilah yang dimaksud lilahi ta’ allah. Jangan meragukan hukum alam.
Bekerjalah selaras dengan alam. Tiada sesuatu yang hilang di alam ini. Jika kita bekerja membantu kerja alam, kita akan dipelihara oleh alam ini. Kita bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri. Kita tidak bertanggung jawab untuk memperbaiki dunia. Peran kita sekedar menyampaikan berita bahwa alam memiliki hukum sebab-akibat. Berita ini pula yang dibawa oleh para suci demi berlangsungnya sistem kehidupan yang berkelanjutan.
Leluhur kita, nusantara sudah memiliki di setiap daerah. Leluhur kita hidup sinkron dengan alam. Kitan yang sering lupa, silau oleh budaya asing yang sesungguhnya lebih rendah dari budaya nusantara.