Tiada seorangpun tahu sejak kapan ia berada dalam diri manusia
Ia berada di dalam setiap benda di atas bumi
Ia mengalami proses menuju ke bebasan untuk menyatu
Setiap benda mengalami proses perubahan
Semua proses bisa berlangsung karena keberadaan Nya
Pohon bisa tumbuh kembang karena Nya
Kayu bisa melapuk karena keberadaan Nya
Batu mengalami proses pelapukan karena dia ada di dalam batu
Burung bergerak karena dia juga ada di dalam sang burung
Tiada sesuatupun luput dari penguasaan Nya
Ia selalu menyanyi dan menyembah ke Sang Sumber Kemurnian
Ia percikan dari sumber Nya juga atas kehendak Sang Maha Sumber
Ia harus kembali ke Sang Maha Sumber Kemurnian melalu proses evolusi
Evolusi yang sangat panjang dan melelahkan
Tapi itulah yang harus dilalui sebagai kodrat ilahiah
Ketika masih di dalam hewan atau tumbuhan ber sel satu, kemudian sel banyak
Ia menjadi pemimpin atau leader atas pertumbuhannya
Sehingga tiada proses pengulangan
Itu semua bisa terjadi karena belum ada kontaminasi kecerdasan intelektual
Proses menuju jalan kembali ke Sang Maha Murni mengalami hambatan
Dan ironisnya bisa berulang berada di bentuk yang sama, manusia
Selama ribuan tahun dengan bentuk fisik yang sama, manusia
Ialah Sang Jiwa Mulia yang ada di setiap insan
Ia ingin kembali menuju Sang Maha Sumber
Dalam kehidupan manusia, Sang Jiwa Mulia mengalami ulang kali kelahiran
Ia harus kembali ke dunia karena ia selalu terbalut oleh pikiran manusia
Dengan identitas tertentu. Identitas ini yang membalut dirinya
Sehingga tiada peluang baginya untuk menyatu
Kembali ke dunia dalam manusia sebagai energi kehidupan
Ia tiada bernoda dan bakalan tidak ternoda
Oleh apapun yang diperbuat manusia
Sayangnya selama ia masih berbusana keduniawian
Ia bakalan tidak bisa menyatu
Ia kembali ke anak manusia dalam keadaan polos
Ia tetap membawa beban masa lalu
Saat kehidupan inilah seharusnya menjadi kesempatan baik
Untuk melepaskan beban masa lalu dan menciptakan masa depan tanpa beban
Dengan terlepasnya beban masa lalu dan membuat hidup saat ini tanpa beban
Ia bisa kembali ke Sang Sumber Kemurnian
Sayang sedikit sekali manusia yang menyadari kehadirannya dalam diri
Manusia telah menjadi budak pikiran intelektualnya
Kecerdasan intelejensia manusia dikesampingkan
Jiwa mulia bisa diketemukan hanya oleh berkembangnya kecerdasan intelejensia
Tidak oleh kecerdasan intelektual
Kecerdasan intelektual selalu berhitung untung-rugi
Untuk kepentingan dirinya sendiri
Kecerdasan intelejensia lebih berorientasi pada kemuliaan jiwa
Ia berjuang dan mengabdikan diri untuk kepentingan orang banyak
Bukan untuk kenyamanan dirinya sendiri
Dengan melepaskan kepentingan diri, ia mampu bebas dari belitan
Belitan busana duniawi yang menghalangi pertemuan Agung
Saat masih kanak2, sang jiwa berperan sebagai panutan
Ia bersinar dengan cahaya ilahiah
Ketika si anak sudah mulai memiliki keinginan, saat itulah perannya memudar
Dan semakin memudar ketika nafsu hewaniah semakin betrkuasa
Nafsu hewaniah ini di perlukan untuk melakoni kehidupan di atas bumi
Nafsa hewaniah tiada bisa hilang
Nafsu hewaniah tebentuk dan menyatu dalam diri manusia
Mata rantai kehidupan hewan yang dijalani selama ini telah melekat
Nafsu hewaniah berperan sebagai kuda penarik kereta
Badan manusia adalah kereta yang harus bergerak
Tanpa kehadiran kuda, kereta tiada mampu bergerak
Pikiran/mind adalah sang kusir
Sang kusir jualah yang bisa menemukan keberadaan sang jiwa mulia
Kecerdasan manusia terdiri dari kecerdasan intelektual dan intelejensia
Kecerdasan intelektual yang menarik jiwa jatuh
Bahkan kecerdasan intelektuallah yang menghalangi tewujudnya Pertemuan Agung
Pertanyaannya, bagaimana dan siapa yang harus berperan?
Kecerdasan intelejensia yang harus memegang kendali kehidupan
Jika ini terjadi, maka
Sang Jiwa mulia menjadi penumpang yang diagungkan
Di dalam kereta, badan
Pikiran yang sudah di dominasi oleh kecerdasan intelensia menjadi sais kereta
Kendali adalah mind manusia
Kuda nafsu sebagai penggerak kereta berjalan mulus di bawah kendali sais intelejensia
Dengan lakon ini, sang jiwa mulia memiliki peluang besar untuk mewujudkan :
PERTEMUAN AGUNG