Penguasaan nafas menjadi kunci sangat penting bagi seorang meditator. Seseorang tidak bisa hidup secara meditatif atau berkesadaran tanpa kemampuan penguasaan nafas. Penguasaan nafas mejadikan seseorang hidup selalu dalam kekinian.Tidak ada yang namanya nafas kemarin atau besok. Yang ada nafas hanya saat ini. Inilah cara hidup dalam keadaan sekarang dan saat ini. Hanya kata tidak mampu menjadikan seseorang berada saat ini. Dengan mengatakan saat ini saja sesungguhnya bukan lagi hidup saat ini. Katakan: ‘Saat ini!!!!’ dan saat inipun terlewat sepersekian detik. So, yang dikatakan saat ini hanya ada ketika kita bsa terus memperhatrikan nafas.
Ketika masih bayi atau usia maksimal Balita atau bahkan kurang dari itu, nafas yang dilakukan oleh mereka adalah nafas perut. Inilah nafas alami seorang anak manusia. Semakin besar, mungkin setelah Balita, nafas akan berubah ke nafas dada. Nafas yang lebih pendek. Mengapa bisa???
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sangat alami. Semakin besar, semakin banyak informasi tertanam dalam pikirannya. Semakin banyak memori yang terbangkitkan. Memori masa lalu sudah ada, tetapi masih bersifat benih. Semakin besar usianya, semakin banyak memori yang tertanam secara otomatis. Masih ingat kan kita bahwa segala yang dilihat, didengar, diucapkan, dipikirkan, dan dirasakan mau tidak mau atau suka tidak suka akan direkam oleh pikiran dan disimpan di otak.
Yang dilihat, didengar, dirasakan oleh kulit serta dicecap oleh lidah akan mulai membangkitkan memori masa lalu yang selama ini hanya benih. Tidak bisa terhindarkan. Ini proses alami. Ada yang tersimpan yang dianggap masih benih karena inherent dari kehidupan masa lalu akan mulai terpicu untuk berperan. Dan semakin banyak yang dilihat dan didengar oleh mata akan semakin mengaktifkan pikiran atau otak.
Otak yang semakin aktif akan membuat pikiran bergetar semakin tinggi. Akibatnya adalah emosi akan semakin mudah bergejolak. Semakin aktifnya pikiran dan emosi akan menjadikan seorang anak yang semula secara alami bernafas dengan perut akan terubah secara alami ke nafas dada.
So, terjadinya perubahan pola nafas perut ke nafas dada sebagai akibat terjadinya peningkatan aktivitas otak atau pikiran. Dan ini juga terjadi secara alami karena benih watak atau sifat dari emosi masa kehidupan terdahulu mulai aktif lagi. Ini semuanya proses alami……..
Semakin tumbuh dewasa, aktivitas pikiran semakin tinggi. Akibatnya adalah nafas semakin pendek. Jadi jelas sekali bahwa perubahan nafas perut ke nafas dada akibat benih memori yang ada potensinya pada setiap orang terpicu dan bangun alias aktif. Inilah pengubah pola nafas dari perut ke dada.
Jadi jelas sekali bahwa ketika masih anak yang polos, pikiran belum aktif, nafas bayi adalah nafas perut. Namun, sejalan dengan pertumbuhan usia menjadikan emosi yang masih benih mulai merangsang aktivitas otak telah mendorong terjadinya perubahan ke nafas dada yang cenderung lebih pendek.
Saya ingat pesan Jesus, jadilah polos bagaikan anak kecil. Kepolosan seorang bocah berarti tidak menjadikan pikiran aktif. Ketika pikiran berkurang tingkat getarannya, nafas semakin panjang. Dengan kata lain, Jesus mengajak manusia dewasa yang pikirannya sangat aktif kembali ke nafas perut.
Nafas perut akan membawa manusia kembali ke kesadaran Ilahi. Perhatikan nafas, keluar masuknya nafas. dengan pola nafas perut, maka pikiran semakin tenang.
Sayangnya, karena pikiran sudah terlanjur aktif, maka banyak sampah tertimbun. Oleh karenanya, tidak mudah untuk kembali kenafas perut sebagai upaya untuk menurunkan aktivitas otak. Banyak orang akhirnya terjebak dengan cara ‘MENENANG-NENANGKAN DIRI’ Tidak tenang secara alami. Energi negati dari emosi harus di bersihkan atau cleansing terlebih dahulu agar pikiran menurun frekuensi getarannya. Barulah tenang akan terjadi dengan sendirinya.
Latihan cleansing ini ada disini……