Ya, setelah pikiran bersih kita bisa menghargai kehidupan. Pikiran yang bahagia menjadikan hidup berkualitas. Hanya pikiran yang jernihlah bisa merasakan bahagia. Mengapa? Pikiran yang sudah jernih bisa membedakan tindakan tepat dan tidak tepat.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Bukankah kita hidup dalam dunia dualitas? Ada sedih ada senang. Ada siang ada malam. Ada sehat ada sakit. Ada hitam ada putih. Benar kita hidup dalam dunia yang bersifat dualitas. Tetapi perlukah kita tenggelam dalam kepedihan?
Pedih ataupun senang bersifat sementara. Sebagai contoh, saat kita kehilangan suami atau istri, tidak mungkin kita tenggelam dalam kepedihan. Hanya sementara kemudian kembali. Sering kita lupa bahwa kesedihan kita sesungguhnya tidak menangisi si orang yang meninggal. Tetapi tangisan kesedihan karena kita ditinggalkan pergi. Pikiran kita menangis karena tidak ada kagi teman untuk bercanda di samping kita.
Pikiran yang bahagia mencerminkan kehidupan yang bahagia pula. Pikiran yang tidak bahagia memproyeksikan hidup yang tidak bahagia. Pikiran ceria menjadikan hidup bercahaya. Semua berpangkal dari pikiran. Pikiran kita bagaikan cermin kehidupan. Ceria adalah energi. Pikiran yang bersih dari mendung kegelisahan memberikan energi untuk hidup yang lebih berkualitas. Pendek kata, pikiran mesti dibersihkan untuk menciptakan suasana ceria bagi hidup.
Perhatikan bunga lotus. Belajarlah dari kehidupan bunga lotus. Ia tumbuh dalam lumpur, namun bunganya tetap indah tidak terpengaruh oleh buruknya lumpur. Misalkan lumpur ini kita anggap pikiran kita. Sedih atau senang adalah permainan dunia sesaat. Fokus pada senang atau duka membuat kita tidak bisa memahami arti kehidupan. Ada senang pasti ada duka. Tidaklah mungkin senang tanpa ada duka. Bagaikan mata uang. Jika hanya satu sisi mata uang, uang tersebut tidak laku dibelanjakan. Demikian pula iehidupan. Seni kehidupan menjadi berarti jika ada senang dan duka.
Jiwa tidak terpengaruh oleh senang dan duka. Perhatikan daun lotus. Saat ada embun, daun lotus tetap tidak basah oleh embun atau tetesan hujan. Saat daun lotus terkena air lumpur, ia juga tidak kotor. Kotoran tidak bisa melekat pada daun. Demikian juga jiwa kita. Ia tidak terpengaruh oleh suka dan duka. Ia tetap bersih. Pikiran kita yang menjadikan ada duka. Duka berasal dari pikiran yang merasa rugi. Permainan otak belahan kiri.
Fokus pada kehidupan sangat berarti ntuk menempuh kehidupan ketimbang fokus pada suka ataupun duka. Dengan mengambil nilai pelajaran dari suka atau duka menjadikan berkah bagi kehidupan. Fokuslah pada kehidupan itu sendiri. Saat duka, ambil makna value dari pengalaman duka. Demikian pula, saat suka datang, jangan tenggelam dalam kesenangan yang dialami.
Membersihkan pikiran bukan berarti kerja pasif hanya duduk diam bermeditasi. Upaya membersihkan pikiran adalah kegiatan dinamis. Hidup dalam kedinamisan sebagai upaya membersihkan pikiran. Bersihkan sampah emosi yang menimbun dalam diri. Saat kita berkarya untuk kepentingan orang banyak, kepentingan diri terlupakan. Itulah cara membersihkan pikiran.
Kitalah pencipta nasib kita. Jangan bergantung pada kata atau ramalan orang. Dalam kitab suci jelas disebutkan bahwa suatu bangsa tidak akan berubah nasibnya kecuali bangsa tersebut berupaya sendiri untuk mengubahnya. Kehidupan kita saat ini adalah akibat dari masa lalu kita. Pada saat yang sama, kita sedang dalam dunia sebab untuk menjadikan akibat di masa datang. Jika ingin mendapatkan akibat baik di masa datang, ciptakan sebab baik di saat ini.
Fokus pada proses lebih baik daripada fokus pada hasil. Proses adalah sebab. Jika kita melakukan proses dengan baik, akibat yang baik adalah keniscayaan. Tuhan bertindak sebagai katalisator. Air terdiri dari hidrogen dan oksigen. Hidrogen dan oksigen dicampurkan tidak akan membentuk air. Ia butuh katalisator untuk jadi air. Tuhan Maha tahu. Berupaya terlebih dahulu, maka Tuhan pun baru melirik.