Banyak orang akan menjawab: Tuhan. Mungkinkah???

Pencipta otak manusia adalah si pikiran itu sendiri. Lha??? Koq aneh? Apa mungkin?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Mari kita perhatikan perangkat komputer. Suatu perangkat komputer terdiri dari dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Apa hubungannya??

Perkembangan perangkat keras didahului oleh perangkat lunak. Pendek kata, penciptaan atau pembuatan perangkat keras atas dasar adanya kebutuhan untuk memenuhi implementasi dari perangkat lunak. Hal ini terjadi karena adanya kebutuhan manusia.

Seseorang bisa menciptakan perangkat lunak terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berbagai bidang, misalnya untuk percepatan suatu perhitungan. Bukankah mesin hitung itu juga tercipta dari keinginan manusia untuk mempercepat perhitungan? Dengan demikian, sesungguhnya konsep perhitungan sudah ada terlebih dahulu, setelah itu dibutuhkan perangkat keras untuk memenuhi kebutuhan meng-operasikan perangkat lunak.

Otak manusia adalah perangkat keras atau hardware. Sedangkat pikiran manusia merupakan perangkat lunak.

Ketika seseorang meninggal dunia, badan bisa hancur, tepatnya terurai. Apa yang membuat badan terurai? Kehadiran Sang Maha Energi. Mungkin banyak orang menyangkal, Dia bukan Energi. Ngawur kamu…… Boleh anda memaki saya, tetapi bisakah anda menjawab pertanyaan saya, anda sebut apa Dia? Dapat dipastikan, anda pun terdiam. Paling banter, anda akan berkata Dia adalah Tuhan. Lantas, saya akan bertanya, apakah itu Tuhan. Anda akan diam dan marah sambil bergumam: ‘Dasar ateis!!!!’. Itu kan yang akan anda katakan?

Pastinya, saat anda tidak lagi bisa menjawab, anda akan berkata: POKOK- E….. Senjata pamungkas saat buntu…..

Dan permasalahan yang akan saya bicarakan bukan itu. Jadi? Marilah kita hentikan perdebatan yang tidak berguna….

Saat seseorang meninggal dunia, pikiran, emosi, dan perasan tidak hilang. Kesatuan bentuk inilah yang disebut oleh kita sebagai ‘ROH’.

Emosi dan perasaan terbentuk dari pikiran. Pikiran sendiri adalah energi, maka emosi dan pikiran adalah bentuk energi juga.

Emosi dan perasaan tidak akan terbentuk jika pikiran tidak ada. Saat seseorang melihat sesuatu, kemudian timbul keinginan. Saat keinginan tidak terpenuhi, ia akan merasa kecewa. Inilah perasaan. Perasaan melahirkan emosi. Pikiran –> Perasaan –> Emosi. Ke tiga nya tidak akan hilang saat meningggal. Karena ke tiga nya adalah bentuk energi. Dan energi kekal adanya…..

lantas, dimanakah roh setelah meninggal?

Besar kemungkinan menunggu untuk hadir lagi di bumi…

Jika saat hidup memikirkan adanya surga, bisa jadi ia sedang menikmati surga ciptaan pikirannya sendiri untuk sesaat sampai suatu ketika ia sadar bahwa ia lah pencipta ilusi surganya sendiri. Demikian pula sebaliknya….

Banyak pengalaman dan penelitian bahwa saat seseorang meninggal, Alam ataupun Tuhan akan memutarkan film kilas balik kehidupan. Mulai dari tujuan sebelum lahir sampai perjalanan selama lakon kehidupan si manusia. Dan jika sendiri. Dan jika ternyata tujuan awal dari kehidupan tidak terpenuhi atau bahkan terlupakan selama kehidupan di dunia, si pikiran pun mengalami penyesalan.

Ibaratnya, saat seseorang mengerjakan ujian di sekolah. Setelah dikerjakan ternyata ada kesalahan, dan tidak sesuai dengan jawaban yang benar. Si guru atau dosen bertanya: ‘Maukah anda mengulang ujian tersebut?’

Dapat dipastikan si murid atau mahasiswa menjawa: ‘Mau!!!’

Nah seperti itu lah roh yang meninggalkan si badan. Roh yang disertai perasaan dan emosi serta pikiran mengulang ujian di dunia agar naik peringkat. Si roh ingin lahir lagi ke dunia untuk memperbaiki tujuan atau potensi manusia, keilahian diri.

Saat si pikiran akan lahir, ia membutuhkan perangkat keras, otak. Tanpa adanya otak, pikiran tidak bisa eksis. Pikiran adalah software . Otak adalah hardware. Agar kompatible, maka si pikiran pun menciptakan perangkat keras nya sendiri. Si pikiran menyadari bahwa segala sesuatu berlandaskan hukum alam. Sebab-akibat. Tidak satu pun lolos dari hukum alam: SEBAB-AKIBAT.

Besar kemungkinan bahwa cacat nya tubuh juga adalah bentuk dari rasa penyesalan pikiran. Penyesalan disertai kesadaran akan hukum sebab akibat….