(Rahasia) Kematian dan Keabadian — dua-duanya terdapat di dalam diri manusia. Kebodohan atau ketidaksadaran (akan kehadiran Jiwa) menyebabkan kematian. Kebenaran atau Ketidaksadaran (akan kemuliaan Jiwa) adalah Keabadian.

(Sara-Samuccaya, Dharma Sastra Dvipantara by Anand Krishna, www.booksindonesia.com) 

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Ketidaksadaran akan kehadiran Sang Jiwa dalam diri mengakibatkan seseorang memburu atau bahkan membudakkan diri pada indrawi. Atau bahkan lebih memuja diri sendiri agar tampak paling adil serta benar. Semua perbuatannya semata untuk memburu harta duniawi. Walaupun tampaknya mereka ini mengandalkan pahala di surga, itu pun surga menurut dirinya. Yang sesungguhnya dalam pemikirannya berupa materi.

Yang lucu lagi mereka seakan paling tahu tentang Tuhan, pada hal ia sama sekali tidak sadar bahwa tidak satu pun orang bisa hidup di luar Tuhan. Yang semakin membingungkan, bagaimana ia tahu bahwa sudah menyembah Tuhan? Dalam ketidaksadaran atau ketidaktahuannya, ia bisa mengatakan orang lain sebagai orang tertutup (Kafir). Ia lupa bahwa ketika mengucapkan orang lain sebagai orang tertutup, sesungguhnya sedang membuka aib sendiri bahwa ada ketertutupan dalam dirinya. Ingin tahu kebenarannya? Perhatikan saat seseorang menunjuk dengan jari telunjuk. Mau tidak mau. Suka tidak suka tiga jari lainnya menunjuk ke arah diri sendiri.

Orang yang tidak sadar akan adanya Jiwa Yang Mulia dalam dirinya akan mengabaikan segala unsur kemuliaan. Apakah unsur kemuliaan?

“Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan” Inilah laku yang mulia pada diri seseorang. Ia akan melayani sesamanya sebagaimana ia ingin dilayani. Dalam kesehariannya orang mulia seperti ini akan selalu waspada dalam segala tindakannya, bahkan pikiran, ucapan serta perbuatannya dalam satua keselarasan. Inilah seseorang berintegrasi tinggi.

Ia yang sadar bahwa dalam diri bertahta Sang Jiwa mulia, ia berupaya menjaga kesuciannya dalam bertutur dan berbuat. Ia sadar sepenuhnya bahwa Tubuhnya tidak abadi. Tubuh adalah benda kasar yang akan mengalami daur ulang. Tubuhnya membusuk kemudian dimakan cacing kemudian diserap tanaman dan dikonsumsi oleh manusia. Kemudian lahir lagi sebagai manusia. Ia sadar sepenuhnya bahwa benda yang berwujud dan berbentuk terus mengalami perubahan. Tiada yang abadi pada benda yang bisa disentuh serta diraba. Bahkan sesungguhnya mind atau gugusan pikiran serta perasaan pun berupa materi yang sangat amat halus.

Mengapa mind juga materi? Karena mind terbentuk saat seseorang memikirkan benda dunia. Kenyamanan atau sentuhan kenyamanan indrawi terjadi juga karena pikiran. Seseorang tidak bisa ML tanpa melakukan ML dalam pikirannya sendiri. Saat ia melakukan senggama dalam pikirannya, baru kemudian terjadi ereksi pada alat kelaminnya. Proses ini kemudian membentuk gugusan pikiran. Mengapa disebut sebagai materi?

Karena suatu ketika, gugusan pikiran ini pun akan terurai dan membuyar kembali ke alam bebas.

Bioskop tanpa layar tidak ada gambar. Layar ibarat Jiwa. Tanpa adanya ruang yang disebut jiwa, pertunjukan panggung sandiwara tidak aan terjadi. Sejatinya yang disebut Aku tidak berawal tidak berakhir. Jiwa ini yang tetap abadi. Tidak mengalami proses. Dan yang men-drive kehidupan ini adalah Sang Jiwa. Semua gerakan serta proses pembentukan serta penguraian tubuh manusia di drive oleh Sang Jiwa. Tanpa kehadiran Sang Jiwa, tidak akan terbentuk segala benda di bumi.

Sang Jiwa bersifat mulia. Dalam arti ia yang melahirkan kehidupan serta memproses kematian. Saat DIRI ini menyadari sejatnya sebagai Sang Jiwa, ia akan mengalami keabadian. Tubuh serta mind boleh musnah, namuan ia tetap akan lahir serta bermain dalam panggung dunia. Hanya hukum sebab-akibat yang eksis.

Dengan kesadaran bahwa dengan berpikir, berucap serta berbuat baik, ia menciptakan kehidupan bagi diri yang baik di masa datang. Saat berpikir, berujar serta berbuat baik, ia sedang menciptkan tubuh di masa depan agar memiliki kehidupan yang baik. Inilah kebadian hidup….