Kita sering memahami bahwa roh adalah jiwa. Ternyata roh beda dengan jiwa. Tetapi tergantung kita mengartikan secara umum. Pada umumnya orang mengatakan bahwa ada yang disebut sebagai roh penasaran. Namun jarang sekali orang mengatakan jiwa penasaran. Atau roh gentayangan. Gentayangan berarti tidak tahu tempat yang pasti. Sama dengan ketika seseorang bergentayangan setiap malam. Artinya ia pergi kesana kemari tanpa tujuan.

Dari istilah roh penasaran dan roh gentayangan sesungguhnya secara tidak disadari orang telah ditunjukkan bahwa pengertian roh beda dengan jiwa. Roh gentayangan atau penasaran disebabkan oleh adanya emosi atau rasa dendam, marah, bahkan ingin berbuat baik pun bisa mengakibatkan si tubuh halus bergentayangan. Lihat film The Sixth Sense nya Bruce Willis. Ingat tentang jiwa. Kita sering mengatakan ‘soul mate‘ Belahan jiwa. Apakah ada? Jiwa satu adanya dan tidak bisa terbelah.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Pemahaman saya, jiwa meliputi alam semesta. Tanpa jiwa tiada kehidupan. Jiwa bagaikan air lautan. Segala makhluk dalam lautan tidak bisa eksis atau hidup tanpa jiwa. jiwa melampaui udara. Kita semua hidup dalam udara. Udara ada di luar dan dalam tubuh kita. Alam tanpa batas inilah jiwa. Tiada yang tahu batasannya.

Saat seseorang mati, otaknya mengalami kematian atau brain death, organ tubuh tidak lagi berfungsi karena otak berfungsi sebagai pengendali atau penggerak organ tubuh. Namun demikian bisa saja jantung tetap berdenyut walalupun otak mati. Ini bisa terjadi ketika di support oleh alat. Oleh teknologi. Otak sebagai hardware dari mind, software.

Ketika masih ada otak, hardware, mind sebagai software bisa beraktivitas. Dan ketika si otak telah mati, mind sebagai software mengalami kebingungan. Mind dengan segala perangkatnya, perasaan, keinginan, obsesi serta segala emosi lepas dari tubuh dan bergentayangan. Mind atau gugusan pikiran beserta emosi dan keinginan yang belum terpenuhi ini membutuhkan tubuh untuk mengekspresikan diri. Inilah yang kita sebut sebagai badan halus. ia memiliki tubuh halus atau etheric body. Inilah yang disebut roh.

Roh ini masih ada keinginan untuk kembali ke tubuhnya. Jika keinginan untuk kembali ke tubuh sangat kuat, maka tubuhnya dijaga terus sehingga tidak membusuk. Ini yang terjadi pada beberapa tubuh yang pernah ditemukan oleh orang tidak membusuk selama sekian tahun. Lucunya, banyak orang berpendapat bahwa orang seperti ini hebat. Padahal, ini hanya terjadi pada mereka yang belum sadar bahwa jika otak tidak berfungsi lagi berarti bahwa tubuh halus harus melanjutkan perjalanannya lagi. Tubuh, termasuk otak memiliki life time atau jangka waktu. Sama dengan materi benda kasar lainnya, ada batasan waktu penggunaan atau pemakaiannya.

Hanya saat hidup inilah, kita bisa menanamkan kesadaran ini. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan sejati. Kita harus kenal DIRI. Diri kita sesungguhnya adalah jiwa. Bukan mind serta bukan tubuh. Kita menderita ketika masih saja mengidentifikasikan diri sebagi tubuh, perasaan serta pikiran. Kita harus mulai menyadari bahwa AKU tidak bisa mati. Sudah beberapa kali saya mneyebutkan dalam artikel-artikel saya bahwa ketika tubuh si marhento mati, si Polan akan mengatakan Aku Polan. Ketika Polan mati, si Susi berkata ‘Aku Susi.’ Perhatikan bahwa Aku akan tetap eksis selama dunia masih ada.

Kembali tentang Roh. Si roh atau tubuh halus ini harus sadar bahwa ketika tubuh serta otak mati, maka ia harus mengalami proses pembersihan sebelum lahir kembali. Keinginan si roh untuk lahir karena didorong oleh obsesi yang belum terpenuhi saat hidup. Inilah sebabnya, kita harus menghabiskan obsesi atau keinginan ketika hidup di dunia. Obsesi atau keinginan atas benda dunia ini sebagi pendorong seseorang lahir kembali. Keterikatan kita pada seseorang atau benda sebagai motor pendorong si tubuh halus lahir kembali. So, si tubuh halus inilah yang menciptakan tubuh. Si roh inilah yang menciptakan tubuh agar bisa lahir kembali untuk memenuhi obsesi yang tertinggal atau tersisa.

Mengamati hal ini, hanya saat kita hidup kita bisa belajar untuk menggapai pengetahuan sejati. Dan hanya ketika hidup kita bisa terus mengulangi sehingga dalam mind kita ada kesadaran bahwa jati DIRI sesungguhnya adalah Jiwa. Jiwa ini harus kembali ke Sang Maha Jiwa. Jika jiwa masih terbelenggu pada mind, ia dalam keadaan lupa diri. Lupa bahwa ia bagian dari Sang Maha Jiwa. Ia seakan ada dalam tubuh seseorang hanya untuk mengalami rasa kehidupan materi. Sekedar mengalami. Jika saatnya kembali, semua pengalaman itu juga harus ditinggalkan di dunia.

Ketika seseorang mati dalam kesadaran bahwa mind serta perangkatnya bukanlah jati DIRI, saat itu Jiwa bisa menyatu kembali pada Sang Maha Jiwa. Inipun hanya istilah untuk memudahkan pengertian. Karena sesungguhnya jiwa dan Sang Maha Jiwa juga tidak pernah bisa terpisahkan. Bagaikan cahaya matahari dan matahari. Yang memisahkan hanya mind atau pikiran.

Ahhhhhh semuanya permainan kata………

 

Sumber inspirasi:

  1. Bhagavad Gita by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com
  2. Soul Awareness by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com