Banyak orang yang membantah pastinya. Mana mungkin rileksasi mahal? Bukankah itu sekedar duduk santai dan menikmati yang ada pada diri sendiri?
Saya sebagai praktisi Ayur Hypnotherapy mengalami hal yang amat sangat berbeda saat menghandle klien. Seseorang yang mengalami trauma amat sangat sulit merasakan rileksasi. Begitu trauma mereka terhadap suatu kejadian sehingga amat sangat sulit merasakan rileksasi yang bagi orang normal begitu mudah dialami.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Mereka yang pikirannya terjebak pada peristiwa masa lalu sangat menderita. Ketika diajak bicara tampaknya mereka mengerti namun sesungguhnya dirinya tidak berada di saat ini. Mereka tidak dalam keadaan balance. Bagaimana bisa balance, saat diajak bicara pikirannya terikan pada masa lalu. Sedangkan badannya di saat ini… Sangat sulit mengjak mereka rileks. Sehingga menciptakan realitanya sangat berbeda. Saat diberiken instruksi memperhatika nafas saja tidak mampu dilakukan. Seseorang yang bisa memperhatikan nafas dalam jangka waktu agak lama sesungguhnya hidup di saat ini.
Ketenangan ibarat suatu tongkat yang memiliki 2 ujung. Ujung yang satu adalah pikiran. Sedangkan ujung yang lain diumpamakan nafas. Seseorang yang dalam kecemasan atau marah dapat dipastikan nafasnya tidak teratur dan dalam. Untuk mendapatkan ketenangan, pegang bagian pikiran atau kendalikan nafas.
Melawan pikiran agar tenang amat sangat susah. Semakin dilawan dengan berupaya menenangkannya, si pikiran semakin kuat. Semakin pikiran diperintah untuk tenang semain liar. Bagaikan diberikan bahan bakar, So, cara yang tepat menjadikan pikiran tenang adalah dengan kendalikan nafas.
Ketika tulisan ini dibuat, saya sedang membantu teman untuk memberikan latihan meditasi di suatu lembaga permasyrakatan. Orang dalam Lapas tersebut sungguh beruntung. Karena program meditasi bekerja sama dengan pihak lapas, maka para napi yang terkena kasus narkoba mau tidak mau; suka tidak suka mesti mengikuti latihan meditasi.
Latihan yang diberikan bertujuan agar mereka mengalami ketenangan. Karena terpaksa, mereka mengikuti program lapas. Setelah beberapa kali terapi, ternyata mereka menglami ketenangan emosi. Saat mereka menghadapi kelompok orang yang mengajak ribut, secara otomatis mereka mampu menarik diri. Ya luarbiasanya, mereka langsung melatih nafas. Mereka bisa mengatasi permasalahannya sendiri.
Sangat berbeda dengan klien saya. Ketika saya berikan latihan yang sama, mereka mengeluh. Karena mereka ‘merasa’ (namun sesungguhnya tidak) memiliki kebebasan. Pada akhirnya, egonya menguat. ‘Saya ga bisa dan ga mau’. Pelatihan yang diberikan sama, situasinya berbeda. Berbahagialah para napi narkoba. Walaupun secara terpaksa melakukan latihan karena program lapas, mereka bisa rileks dan mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi dirinya.
Ahhhh…Untuk rileks saja amat sangat mahal…
Berbahagialah seseorang yang bisa rileks dengan baik dan mudah….. Karena saat kita bisa rileks, kita terbebaskan dari pikiran liar….
Seseorang yang bisa rileks dengan sepenuhnya adalah seseorang yang bebas merdeka…. Bebas dari kurungan pikiran sendiri.
Walaupun para napi narkoba masih terpenjara badannya, mereka sudah bebas dari pkiran yang membuat mereka menderita…