Rasa takut dan cemas

Letak rasa takut dan cemas pada bagian intelektual. Bagian otak yang tanya memikirkan kenyamanan diri. Untung dan rugi bagi kepentingan diri. Oleh karenanya, untuk mengatasi rasa takut, cemas, gelisah, marah, serta emosional yang ujungnya merusak diri harus berpindah atau beralih pola pikir.

Mari kita simak dan renungkan ini:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Hanyalah ketika Anda bertekad untuk melepaskan mind (gugusan pikiran dan perasaan) Anda, fakultas mental/emosional Anda, barulah fakultas intelejensia Anda mulai berfungsi, Anda tidak lagi membutuhkan mind. (This is Truth That too is Truth by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Transformasi Diri

Inilah peluang yang tanya bisa terjadi ketika kita berbadan. Jangan sia-siakan kesempatan emas saat di bumi ini. Hanya ketika kita memiliki tubuh bisa bertransformasi dari intelektual ke intelejensia. Sayangnya, banyak orang tidak memahami tujuan kelahiran yang utama ini. Ini karena pengaruh kekuatan massal yang dominan tidak mau mencari tahu tujuan kelahiran. Terjebak oleh kenyamanan badaniah.

Tidak bisa disalahkan sepenuhnya pada manuais. Bisa salah Tuhan yang jail main-main. Tanpa Dia suka bermain petak umpet, Dia tidak punya panggung pertunjukan atau sandiwara yang dinikmati oleh Nya juga. Mungkin rasa sedih, marah, rasa takut dan cemas merupakan bagian permainan Nya. Siapa yang tahu!!!!!!

Saat intelektual sudah menjadi intelejensia, maka cara berpikirnya tidak lagi hanya memikirkan keuntungan dan kenyamanan diri, golongan, ataupun kelompok. Ia menjadi mitra alam semesta, berkarya dan berpikir demi sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Mungkin ada yang menjawab bahwa hal ini mustahil. Namun, kita jangan lupa bahwa para avatar dan nabi telah melakukan hal demikian.

Itukan nabi!!!!

Ya, itulah pembenaran untuk mendukung kemalasan diri alias ego. Kita lupa bahwa yang namanya nabi dan avatar juga manusia yang berdarah dan daging. Mereka manusia seperti kita. Mengapa mereka bisa begitu?

Karena mereka menyadari akan dirinya. Hanya dengan kesadaran diri untuk berubah, maka terjadi transformasi. Intelejensia mereka berkembang. Saat intelejensia berkembang, intelektual menyusut. bagaikan balon. Satu bagian ditekan bagian lainnya berkembang.

Nah, para nabi dan avatar baigna inteleensianya yang berkembang, kita? Bagian intelektual yang kita dorong terus untuk berkembang. Intelejensia semakin mengkerut…

Setiap orang memiliki potensi sama untuk mengembangkan intelejensia. Mulailah dari makanan. Karena seluruh organ tubuh kita tumbuh dari asupan makanan. Jenis makanan yang bermanfaat adalah pola makan vegetarian diet. Dasarnya adalah mind tumbuhan belum berkembang. beda dengan hewan yang mind nya sudah berkembang.

Semakin berkembang mind Nya semakin besar mempengaruhi mind manusia. Keliaran hewan mempengaruhi manusia karena dagingnya dimakan.