Banyak orang terbingungkan dengan semakin maraknya fanatisme yang akhirnya memicu tindakan yang anarkis. Sesungguhnya mereka yang melakukan tindakan radikal adalah teman-teman atau bahkan saudara yang membutuhkan bantuan dalam menjalani kehidupan ini. Ketidaksadaran seseorang karena merasa paling benar justru telah menjerumuskan dirinya ke lembah kenistaan. Ia secara tidak sadar telah menodai agama yang disebarkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Kabar kegembiraan demi berkembangnya rahmat bagi semesta.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sesungguhnyalah Baginda Rasulullah SAW dengan suka cita menyampaikan ajaran yang bermakna untuk kedamaian. Sayangnya hanya beberapa sahabat beliau yang memahami berita baik (gospel) ini. Tiada satupun berita baik dari beliau terstruktur seperti saat ini. Pastilah ajaran beliau sangat kontekstual saat itu. Dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat tempat beliau ada. Segala sesuatu yang disampaikan oleh beliau dimaksudkan khusus bagi masyarakat yang ada saat itu. Tidak disangkal bahwa kabar baik yang bersifat universal ini terdapat dalam ajaran beliau. Dan ini juga terdapat dalam ajaran yang dibawakan oleh nabi atau utusan sebelumnya.
Pesan universal satu dan sama:
SAYANGI DAN CINTAI SELURUH UMAT MANUSIA SERTA SEMUA MAKHLUK CIPTAAN NYA……..
Dengan melakoni pesan ini terciptalah kedamaian di atas bumi. Hidup saling melindungi dan menyayangi. Tiada yang mengklaim paling baik dan benar. Semua umat sama di hadapan Dia Yang Maha Adil. Semua ada di satu bumi ciptaan Nya. Coba saja kita perhatian sewaktu kita di ketinggian pesawat udara. Bukan kah dari sana kita melihat bumi begitu indah. Tiada seorangpun mampu membedakan bentuk satu dengan yang lain. Demikian juga manusia yang sudah memiliki ketinggian pandangan keilahian, tiada bakal melihat perbedaan.
Sangat berlawanan sekali dengan orang yang belum bisa melihat dari sisi pandang ketinggian ilahiah. Yang tampak hanya perbedaan. Di atas segalanya, itulah proses. Tiada seorang sarjana tanpa melewati TK, SD dsl. Namun bukan berarti kita mencari pembenaran untuk tetap bersifat radikal. Setiap insan terus berproses. Demikian juga dengan Baginda Rasul, untuk mencapai kerasulannya beliau melalui proses. Demikian pula semua nabi mengalaminya. So, ketinggian sudut pandang sebagaimana disampaikan para suci terbuka untuk dicapai setiap insan. Hanya kebodohan dan kemalasan kita untuk tetap menutup diri terhadap kemajuan evolusi jiwa. Inilah yang dinamakan comfort zone. Yang bisa dikatakan pula zona kemalasan.
Ilustrasi yang pas bisa digambarkan sebagai berikut:
Kita rebus air satu panci, saat air tersebut mendidih, masukkan seekor katak. Jelas sang katak kaget dan reaksinya, lompat keluar. Sekarang coba kita masukkan katak yang sama ke alam panci terisi air dingin. Kemudian rebus air tersebut di atas kompor. Si katak tidak akan bereaksi. Ia menikmati kehangatan demi kehangatan air. Tahu-tahu ia mati dalam kenyamanan air rebusan. Ia tidak bakal memberontak. Ia mati dalam comfort zone.
Kita yang terbiasa hidup dengan bergantung pada orang lain juga tinggal di daerah yang nyaman. Mereka yang tidak mau berupaya untuk meningkatkan kualitas jiwa dengan berupaya keluar dari zona nyaman sama juga dengan kodok dalam rebusan air. Mati. Jiwanya yang mati ditindas oleh kenyamanan badan.
Betapa sedihnya Baginda Rasul melihat ajaran yang bersifat damai dan mendamaikan dirubah menjadi berita yang menakutkan karena ketidak mengertian dalam menerapkan ajaran yang penuh kasih dan sayang. Coba saja saat kita hendak melakukan sesuatu, kalimat pertama yang diucapkan bersifat kasih sayang. Pertanyaannya, mengapa implentasinya bertentangan dengan kalimat pembuka?
Marilah sobats, jika kita tetap mencintai Baginda Rasulullah SAW: BERPIKIR, BERUCAP, dan BERBUAT yang segalanya selaras dengan alam. Damai dan kasih sayang terhadap semua makhluk ciptaan Nya….