Ditabukan

Ketika seks ditabukan, maka kita telah menutup diri terhadap sesuatu yang lebih tinggi, proses siklus kehidupan. Kehidupan bukanlah lineair bukan proses berupa garis lurus. Segala sesuatu dialam benda ini memiliki proses bagaikan lingkaran. Selalu berulang sehingga tidak berawal tidak pula berakhir. Semuanya hanyalah pengulangan, silakan baca ini.

Bila seks dilarang, untuk apa diciptakan oleh Keberadaan atau Tuhan? Leluhur kita dari dulu sudah memahami bahwa seks tidak perlu ditabukan. Dengan memahami bahwa seks sebagai satu bagian dari siklus penciptaan, maka kita bisa menghargainya.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Selama ini yang ada dalam pikiran kita seks hanyalah sekedar kenikmatan duniawi. Begitu dangkal pemahaman kita. Tanpa adanya hubungan antara pria dan wanita, maka tidak ada penciptaan.

Selama kita hanya melihat bagian dari luar, maka yang tampak hanyalah perbedaan.

Kearifan Nusantara

Peninggalan berupa candi Sukuh dan Cetho yang terletak di kaki Gunung Lawu, tidak begitu jauh dari kota Solo mengungkapkan rahasia proses kehidupan.

Relief pada candi Sukuh banian dimaknai secara juran telar. Dianggap sebagai candi porno. Para ahli yang memahami secara lebih dalam bisa mengerti bahwa sesungguhnya candi Sukuh dan Cetho meninggalkan suatu warisan bagaimana proses perjalanan roh setelah meninggalkan tubuh kasarnya.

Ke dua candi tersebut merupakan peninggalan yang beda dengan candi-candi lainnya. Candi selain Cetho dan Sukuh berupa area untuk pemujaan atau ritual, sedangkan Sukuh dan Cetho merupakan laboratorium pembelajaran mengenai terjadinya siklus kehidupan.

Peninggalan sejenis

Banyak bentuk yang ada kemiripan antara yang jauh di Meksico, peninggalan Suku Maya. Salah satunya bentuk piramida terpancung. Bentuk ini terdapat di candi Sukuh juga di peninggalan purbakala Suku Maya. Demikian juga bentuk ukiran manusia bersayap, pada ukiran peninggalan Mesir sangat mirip dengan yang ada di candi Sukuh.

Ada juga bentuk seorang raja yang berpakaian resi atau pendeta. Ada di candi Sukuh juga di Mohenjo Daro.

Tempat yang begitu jauh memisahkan, namun ada kesamaan pola pikir atau kearifan. Dengan kata lain, sesungguhnya kita lahir dari satu peradaban yang sama. Peradaban Sindhu.

Mari kita simak dengan seksama penjelasan lebih rinci pada Video (perhatikan bentuk ukiran patung; ke duanya memiliki kesamaan dengan yang ada di Mesir dan Mohenjo Daro) di bawah ini: