Membaca buku berjudul Dunia Sophie menjadi bahan renungan menarik. Dalam buku tersebut dikisahkan bahwa Sophie belajar filsafat dengan seseorang bernama Albert Knag. Dalam ceritanya, Albert Knag sadar bahwa dirinya dan Sophie adalah bagian permainan dari pikiran seorang Mayor bernama Alberto.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Singkat kata, Alberto menuliskan tentang buku filsafat yang di dalamnya berisi perjalanan Sophie belajar filsafat dari Albert Knag. Pada bagian akhir cerita, Albert Knag dan Sophie berupaya keluar dari permainan pikiran sang Mayor. Dan akhirnya mereka bebas dari pikiran yang dituliskan dalam buku yang diberikan oleh Sang Mayor pada anaknya, Hilde.
Sepertinya diri kita saat ini tidak berbeda jauh dengan kisah Albert Knag dan Sophie. Kita bagian cerita dari dunia yang di dalangi oleh Tuhan Sang Sutradara Agung. Bedanya, kita diberikan kemampuan memilah yang juga kebijakan berpikir atau intelejensia keilahian. Manusia diberikan kesempatan untuk lepas dari permainan dunia. Dari panggung sandiwara dunia.
Otak manusia terdiri dari 2 bagian. Bagian otak warisan kehidupan hewan, limbik. Dan bagian lain adalah otak baru yang tidak ada dalam kepala hewan, neo-cortex. Bagian terakhir inilah yang menuntun kesadaran kita menuju keilahian dalam diri.
Tiada seorangpun yang bisa menentukan perjalanan sang jiwa kecuali si manusia sendiri. Optimalisasi penggunaan otak baru yang disebut neo-cortex adalah solusi satu-satunya. Transformasi pola pikir insting hewani menjadi pola pikir keilahian.
Bisa diibaratkan jika selama kehidupan manusia hanya berpikir tentang makanan, seks, dan tidur/kenyamanan badaniah, kualitas isi dari mind kita tidak beda dengan hewan. Karena mind hewan belum memiliki bagian otak keilahian, neo-cortex, evolusinya belum terganggu. Tetap meningkat.
Namun, jika manusia yang sudah diberikan karunia bagian otak (neo-cortex) yang menuntun menuju keilahian tidak juga digunakan, ia tidak akan mengalami peningkatan. Ia mesti berupaya meningkatkan isi kualitas mind. Alhasil, seseorang yang hanya memikirkan masalah kebendaan tetap berada di bumi.
Keadilan Tuhan adalah selalu memberikan kesempatan manusia untuk lahir dan memperbaiki kualitas mind. Kualitas mind yang tidak lagi hanya berpikir tentang duniawi akan meningkat. Mind nya lebih cair dan berekspansi selaras dengan semesta.
Pola atau cara pikir yang hanya mengagungkan diri sendiri dan memperbesar ego manjadikan manusia semakin lekat pada bumi. Pola pikir ini tidak selaras dengan alam yang terus berekspansi. Cara pikir yang ingin menang sendiri dan paling baik dalam segala hal tidak bisa membebaskan diri dari gravitasi bumi. Cara pikir ini hanya selaras di bumi ini.
Sebaliknya, cara pikir yang mengutamakan kepentingan orang banyak, bukan golongan, kelompok atau diri sendiri menjadikan materi atau isi otak/pikiran berekspansi. Pola pikir yang universal lah yang bisa membebaskan sang jiwa dari kurungannya, mind.
Agama apapun tidak akan bisa membebaskan kurungan bagi sang jiwa. Mengapa??? Karena agama yang kita kenal saat ini tidak diajarkan oleh para nabi dan rasul. Agama yang kita kenal saat ini terjadi karena keinginan manusia yang masih cinta kemelakatan duniawi. Karena semua ritual masih diukur berdasarkan penampilan luar yang berkaitan dengan dunia benda.
Alam semesta tidak kenal agama. Yang dikenal adalah frekuensi getaran pikiran. Pola pikir yang selaras dengan getaran semesta adalah pola pikir yang bersifat Rahmattan lil alamin. Inilah visi Baginda Rasulullah SAW. Hanya dengan cara pikir yang pada akhirnya berorientasi berkah bagi semesta yang bisa memberikan kebebasan bagi sang jiwa untuk mengembara ke dimensi lain. Bukan dimensi bumi…
Ini pula alasan bahwa Baginda Rasul adalah penutup. Visi Baginda Rasulllah SAW juga selaras dengan pesan para suci dan nabi sebelumnya. Tidak ada sama sekali pertentangan. Kehadiran manusia di bumi sebagai khalifah untuk menjadikan bumi damai dan sejahtera.
Jesus pun dalam doanya meminta agar kerajaan Allah Bapa di surga hadir di bumi. Dunia yang damai dan penuh kasih. Inilah surga dunia…