Takut setelah mati
Itulah yang sering kita alami. Banyak orang takut bila nanti jenasah atau mayatnya tidak didoakan. Rasa takut setelah mati membuat orang jadi tidak waras berpikir. Kita begitu terikat pada badan. Kita masih saja memikirkan bahwa nanti bila tubuh kita tidak disembahyangkan, roh kita nyasar kemana. Inilah ketakutan yang tidak nyata, takut setelah mati Mengapa kia begitu ketakutan?
Karena selama ini selama kita hidup selalu berpikir tentang mayat orang setelah mati. Semuanya hanya bayangan ciptaan kita sendiri. Memang apa urusannya ketika tubuh dibuang begitu saja? Pernahkan kita tahu bahwa ketika orang jatuh ke laut atau hilang karena kecelakaan pesawat terbang sehingga mayat tidak bisa ditemukan, si roh kemana? Sama sekali tidak tahu.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Namun ketika banyak orang berpendapat bahwa bila mayat tidak disembahyangkan, si roh kesasar kemana-mana, kita mulai ketakutan. Jika kita membuka diri, bukankah semua itu hanya pendapat orang? Belum ada satupun bukti yang menunjukkan bahwa bila tubuh/mayat tidak diupacarakan sesuai keyakinan, si roh laporan.
Ketakutan seperti ini sangat membuat kita menderita. Inilah keterikatan akibat dari opini orang lain. Dengan kata lain, kita telah menjadi budak pendapat orang lain. Kita terhipnotis oleh opini massa.
Tubuh tidak membusuk artinya?
Hal lain yang menarik adalah ketika ada berita bahwa tubuh si Polan tidak membusuk selama puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun. Sadarkah kita mengapa hal ini terjadi? Tubuh tidak membusuk bukan berarti orang tersebut hebat. Buktinya para suci dan para avatar yang kita sebutkan hebat, tubuhnya tidak ada yang bisa bertahan lama. Terurainya tubuh menjadi elemen-elemen alam merupakan keniscayaan serta alami. Sebaliknya, bila tubuh tidak membusuk berarti ada yang tidak wajar dengan si mayat. Ini terjadi sebagai akibat keterikatan si tubuh dengan pikiran serta perasaannya sendiri. Mind yang begitu kuat membuat tubuh tidak musnah. Ini karena keterikatan.. Tidak alami.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Karena kita tidak sadar akan jati diri kita. Selama ini kita anggap bahwa tubuh itulah ‘aku’. Aku menggunakan tubuh, tangan serta kaki, berarti ‘aku’ bukanlah tangan atau kakti atau anggota tubuh lainnya. Demikian juga: “Aku menggunakan pikiranku. Berarti ‘aku’ bukanlah pikiran.
Kesadaran bahwa ‘aku’ bukan tubuh serta bukan pikiran, mendorong kita untuk menggali lebih jauh sehingga kita menggapai kemerdekaan sejati. Penggalian yang intensif membawa kita pada kesadaran lebih tinggi. Upaya kita akan didukung oleh alam semesta. Ingat pepatah: ‘Bila kamu mendekati Tuhan langkah, maka Dia akan mendekatimu 1000 langkah. Itulah kemurahan Tuhan.
Lakukan upaya yang repetitif serta intensif, maka Alam atau Tuhanpun akan mewujudkan keinginanmu..