Membaca puisi Hamzah Fansuri, seorang sufi dari Aceh.

Tanggalkan rasa dan akalmu jika ingin bertemu dengan Tuhan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Apa yang dimaksud dengan tanggalkan akal dan rasa. Akal yang dimaksud disini adalah akal yang sesuai dengan pemahaman umum. Akal sesuai pemahaman umum adalah sesuai dengan kepatutan dan norma masyarakat umum. Bisa juga sesuai dengan moralitas kemasyarakatan umum.

Demikian juga dengan rasa. Rasa yang mesti ditinggalkan adalah rasa yang sejalan dengan pemahaman umum. Rasa yang difahami oleh khalayak ramai adalah rasa kenyamanan duniawi. Jadi yang dimaksudkan oleh Hamzah Fansuri adalah melakoni laku yang bertentangan dengan rasa dan akal dunia. Tanpa mengabaikan arus yang sejalan dengan keduniawian, perjalanan ke dalam diri tidak bakal terwujud.

Yang dilakukan Hamzah Fansuri selalu ditentang oleh masyarakat umum. Mengapa demikian?

Karena Hamzah Fansuri adalah hamba Allah. Seorang hamba yang benar-benar hamba dapat dipastikan dibatui dan dirajam oleh masyarakat umum. Karena masyarakat umum penyembah berhala ego. Alias mau benar sendiri. Tiada mau berbuat selaras dengan alam. Berbuat selaras dengan alam berarti melakoni sifat Tuhan.

Banyak para suci dan nabi menerima hukuman dari masyarakat yang mengaku membela atau menegakkan norma masyarakat. Kebanyakan mereka mengaku bermoral. Tetapi moral yang mereka anut adalah pemahaman sebagian besar masyarakat. Bukan berdasarkan pemahaman yang bermanfaat bagi kemuliaan jiwa. Inilah masyarakat dunia. Masyarakat yang jiwanya dipenjarakan oleh pikirannya sendiri.

Keadaan ini sudah berlangsung ribuan tahun. Kondisi seperti ini tampaknya semakin parah. Semakin banyak pembeo yang hanya mengikuti suara mayoritas tanpa mampu meng-kaji apakah suara yang diikuti memuliakan jiwanya atau hanya kenyamanan badan.