Ketika seorang pendusta, pedosa atau apapun sebutannya menyadari kesalahannya dan bertobat, dalam pengertian berbalik ke jalan yg benar – maka terhapuslah segala dosa-dosanya.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Demikian menurut surat al-Maaidah ayat 65 : “Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah kami masukkan mereka ke dalam surga, surga yang penuh kenikmatan”. Tobat di dalam ayat ini dikaitkan dengan beriman, bertaqwa. Ini bukan sekedar formalitas, ini menyangkut perubahan-hati, perubahan-niat, perubahan-sikap.

Ketika kita bertobat, berserah-diri, beriman, bertaqwa, atau apapun istilahnya, pada Allah. Maka, itu menunjukkan bahwa kita sudah tidak lagi melakukan hal-hal yang semestinya kita tidak lakukan. Rumi berseru, “datanglah kesini, siapa pun kau…” Para sufi selalu mengundang mereka yang terhina dan terdina dalam masyarakat u/bergabung dengan mereka dan meraih kehidupan baru.

Tobat berasal dari kata taubah. Tidak lagi melakukan perbuatan yang mencelakan dirinya. Selalu mengikuti hawa nafsu indrawi merupakan perbuatan yang mencelakakan dirinya. Mencari kenikmatan badaniah mengakibatkan lupa bahwa kehadiran manusia di bumi untuk meningkatkan evolusi jiwa.

Dengan kata lain, seharusnya taubah mengubah perilaku dari memuja nafsu indrawi ke hal yang memuliakan jiwanya. Melihat ke luar diri berarti selalu mengarahkan pandangan ke hal untuk memenuhi kebutuhan ragawi. Dan banyak kejadian di bumi seperti kekacauan dan perang terjadi karena keinginan manusia untuk berkuasa.

Tobat berarti meninggalkan jalan sempit menuju ke jalan yang lebih luas. Jalan universal….

Jika manusia memang benar-benar bertaubat, ia mulai mengurangi perhatiannya ke hal dunia. Tidak lagi mengarahkan pandangan hanya untuk memenuhi nafsu kenikmatan badaniah. Ia harus melihat ke dalam diri. Melakukan perjalanan ke dalam diri berarti melakukan perjalanan menuju kehadapan Dia Sang Pencipta. Dia tidak ada di luar diri. Keberadaan Nya ada dalam diri sendiri.

Pendek kata, bertaubat berarti tidak lagi memburu hal di luar diri, tetapi diam dan lakukan perjalanan ke dalam diri sendiri. Di tempat itulah kebahagiaan sejati ditemukan. Bukan di luar diri. Di luar diri hanya samsara atau kesengsaraan yang ada. Kebahagiaan sejati tidak ada di luar diri.

Mereka mencontohi perbuatan para nabi, para rasul, yang menerima siapa saja selama orang itu bertobat, beriman dan bertaqwa. Jadi seorang penjahat “tidak diterima begitu saja”, syarat dan kondisi berlaku :).

Hanya saja seperti para pemasang iklan modern, pasal “syarat dan kondisi berlaku” itu tidak begitu jelas, dalam huruf kecil. Bedanya, iklan-iklan dunia menggunakan hal itu demi kepentingan para pemasang iklan. Iklan Allah yang disebut risalah para rasul, warta cinta para pecinta Allah bukanlah demi kepentingan Allah, tapi “karena cinta Allah”.

Dan, karena kepedulian para rasul terhadap kita yang masih kering-cinta. Tujuannya apa, “jump first” – masuk dulu ke dalam laut, kau akan menjadi bersih dengan sendirinya. Upaya kali u/menyatu dengan laut hanyalah selama ia belum menyatu. Setelah menyatu tidak ada upaya lagi. Upaya kita yang masih tutup hatinya, masih kering-cinta, masih kafir sebatas membuka hati saja.

Setelah itu secara otomatis wajah Allah akan terlihat dimana-mana. Melihat wajah Allah tidak perlu, dan tidak bisa diupayakan. Membuka hati dan bertobat, beriman, bertaqwa itulah yang dapat diupayakan.