Aku pikir aku beriman…
Aku pikir aku bisa……….
Aku pikir aku berdosa…….
Aku pikir aku rendah hati…..
Aku pikir aku orang dermawan……..
Aku pikir aku baik hati.
Aku pikir aku dermawan……
Aku pikir aku jujur………
Aku pikir aku bisa berbagi..
Aku pikir aku beragama………..
Aku pikir aku rajin sembahyang……..
Aku pikir tidak menyembah patung…….
Aku pikir aku rendah hati………
Aku pikir aku tidak berdosa……….
Aku pikir aku percaya Tuhan………..
Aku pikir Tuhan ada…………
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ternyata semua masih dalam angan-angan. Karena masih dalam area pikiran. Masih dalam kesadaran pikiran. Belum tahapan implementasi…… Dan lucunya, masih dalam tahap pikiran saja kita sudah ribut..
Inilah yang terjadi di masyarakat umum. Semua masih konsep pikiran. Belum satupun yang melakoni. Jika sudah dalam tahap melakoni, dijamin tidak bakal ada keributan. Keributan atau kekacauan terjadi karena masih beradu konsep. Belum mengaplikasikan……
Keyakinan atau kepercayaan terhadap Tuhan pun masih konsep. Jika seseorang benar seutuhnya yakin Tuhan ada, tidak bakal timbul perdebatan antara teis dan ateis. Si orang yang mengaku teis pun sesungguhnya belum percaya bahwa Tuhan ada. Mengapa?
Jika seseorang benar percaya bahwa Tuhan eksis, ia lebih baik fokuskan energinya untuk melakoni kehidupan sebagaimana sifat Tuhan. Tidak lagi perlu meyakinkan orang lain agar mengikuti apa yang diyakininya. Karena tidak percaya akan eksistensi Tuhanlah yang membuat ia sibuk mencari pendukung agar orang mengamini yang dipercayainya…
Lucu memang…..
Tapi itulah seni kehidupan. Karena ada friksi, maka ada kehidupan. Coba bayangkan semua yakin ada Tuhan, sepi dunia. Krena setiap orang hanya fokus pada dirinya sendiri agar tercipta kebaikan di muka bumi. Orang yang sibuk minta agar yang diyakini benar, akan sibuk juga mencari konfirmasi atas kepercayaan agar yang diyakininya benar…
Jadi sesungguhnya kita semua hidup dalam konsep pikiran. Belum tahap melakoni ketuhanan. Bagaimana caranya agar kita benar percaya kepada Tuhan?
Sangat sederhana, syukuri dan berterima kasihlah atas segala sesuatu yang kita miliki. Tidak perlu minta ini dan itu. Segala permintaan kita membuktikan bahwa sesungguhnya kita belum percaya pada keadilan dan kemahamurahan Nya.
Tidaklah mungkin Tuhan melepaskan kita di bumi ini jika tidak dibekali dengan cukup untyk mengarungi lautan kehidupan. Mengapa mesti cemas atau khawatir. Tidak diminta pun Tuhan membekali kita dengan anggota badan yang cukup.
Bukankah ada pepatah:
Sebelum meminta sesuatu kepada Tuhan,
renungkan dan syukuri terlebih dahulu yang kau miliki. Semua pemberian Tuhan kan?
Jika ini mampu dilakukan, kita akan menikmati ketentraman dan kedamaian diri. Tidak ada yang berdebat benar atau salah. Mereka yang selalu mengangap dirinya paling benar adalah musuh Tuhan..
Dan inilah kebodohan diri.