Tertawa beneran atau pura – pura tidak berbeda. Badan tidak mengenal apakh yang dilakukan oleh orang tersebut benar – benar tertwa karena sesuatu yang lucu atau tertawa di buat – buat. Manfaat bagi badan atau tubuh sama saja. Banyak sekali manfaat tertawa bagi tubuh.
Tertawa bisa memijat otak. Setelah tertawa badan berasa segar dan pikiran terbuka. Tertawa juga membuat peredaran darah bekerja lebih lancar. Tertawa bisa membuat saat BAB lebih lancar. Tertawa bisa mencairkan suasana atau pemecah kebekuan. Coba saja saat mengadakan rapat bersama, buatlah suatu cerita lucu. Suasana mencair, dan rapat pun berjalan lebih terbuka dan ceria.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sebaliknya, pembukaan rapat bicara masalah agama, wa repot sekali. Mesti saling merasa bahwa agama yan dianutnya lebih baik. Yang terjadi, masing – masing membela agama. Merasa bahwa ia telah melakukan agama lebih baik dari yang lain.
Agama kenal kelompok, tertawa tidak kenal. Tidak ada tertawa si A lebih baik dari tertawa si B. Tertawa pura – pura atau beneran tetap memberikan manfaat bagi tubuh. Beragama pura – pura? Munafik adanya. Ia menipu diri sendiri juga menipu orang lain. Akibat bagi tubuh? Jelas rugi. Karena dengan berpura-pura beragama, ia menipu diri sendiri. Inilah kemunafikan. Kerugian bagi tubuh. Metabolisme tubuh pasi terganggu.
Tertawa adalah bahasa yang dikenal oleh semua orang. Saat tertawa pikiran terbuka. Keterbukaan pikiran membuat kita dengan mudah memaafkan orang lain. Apalagi tertawa bersama di suatu tempat. Dengan saling tertawa kita membuka diri terhadap yang lain. Kita bisa saling bersalaman walaupun beda agama atau kepercayaan.
Tertawa tidak tercantum di kolom katepe sehingga tidak perlu mengatakan bahwa tertawa si A sama dengan tertawaku. Jika agama A sama dengan agamaku, aku akan membela. Karena merasa si A adalah kerabat satu kepercayaan. Inilah hebatnya tertawa. Antar agama bisa berhubungan dengan bebas tanpa ada batasan. Tertawa menghapuskan pengkotakan yang diciptakan oleh manusia. Kotak yang sesungguhnya imajinasi. Kota yang dianggap ada. Tetapi bisa menghacurkan peradaban.
Keceriaan akibat tertawa membuka pikiran. Dengan terbukanya pikiran, dengan sendirinya ada keterhubungan antara diri dengan semesta atau Ilahi. Mengapa?
Karena sesungguhnya alam juga sedang menari dan ceria. Lihat saja burung berkicay tanpa embel untuk merasa diri lebih baik. Burung berkicau karena keceriaan dalam dirinya. Itulah persembahan bagi Dia. Bagi Tuhan yang telah memberikan kehidupan. Sebaliknya, seringkali kita beragam bertujuan untuk mendapatkan rejeki lebih banya. Kita menyembah Tuhan pun tanpa keceriaan. Kita menyembah Tuhan karena pamrih. Agar diberikan rejeki, kesehatan, dan kebahagiaan. Persembahan kita tidaklah murni karena kita bersyukur telah diberikan semuanya dalam kehidupan ini.
Tertawa menghilangkan batas antara si kaya dan si miskin. Tidak satupun orang kaya memiliki tawa yang berbeda. Tawa model si kaya dan si miskin sama saja. Membuat ke dua golongan lebih sehat.
Tertawalah agar hati kita bahagia….
Tidak perlu menunggu bahagia baru tertawa……
Tertawa membuat pikiran terhubung dengan keilahian. Hati ceria membuat lebih gampang memaafkan. Beragama? Yang ada saling merasa lebih baik dai yang lain. Merasa paling suci dari yang lain…. Ahhh…yang tejadi keributan…. Terutama mentertawakan diri sendiri……