Tiada keyakinan tanpa keraguan…..
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Tiada siang tanpa ada malam…
Tiada senang tanpa sedih….
Tiada sehat tanpa sakit…
Itulah kondisi selama hidup dengan badan di dunia….
Ke duanya bagaikan mata uang koin yang memiliki dua sisi/wajah. Hanya satu sisi/wajah, mata uang tersebut tidak bisa digunakan untuk transaksi. Yang mesti disadari adalah bahwa kita bukan badan. Badan suatu ketika mesti habis masa pakainya alias tewas. Badan akan berproses lagi mejadi benda lain. Badan adalah energi. Dan hukum ke-kekal-an energi pun berlaku… Perubahan tiada henti. Itulah hukum alam.
Setelah badan tiada, masih ada lagi lapisan pikiran. Bisa saja badan sudah tiada, tapi anggapan bahwa dirinya masih hidup. Inilah yang disebut mati penasaran. Tidak sadar bahwa dirinya, badannya sudah tewas. Dalam alam pikirnya, ia masih hidup dan berupaya kontak dengan saudara ataupun temannya. Namun ketika berusaha menyentuh, ia tidak bisa lagi. Karena ia sudah berupa badan halus. Ia masih memiliki emosi. Inilah lapisan emosional.
Lapisan pikiran dan emosional sangat halus sekali perbedaannya. Sering emosi kita meledak ketika pikiran yang penuh ego tersinggung. Sesungguhnya karena ia mengasumsikan sebagai badan. Ia menganggap bahwa badan adalah dirinya. Sehingga saat badannya mati pun, ia tetap tidak sadar. Dan badan halus ini bergentayangan. Badan halus yang terdiri dari gugusan pikiran, emosional dan perasan.
Jika tidak juga menyadari, saat itu ia akan terjebak dalam jangka waktu lama di alam tersebut. Alam para roh yang tidak mau sadar bahwa dirinya sudah meninggal. Inilah yang menjadi hantu. Sesungguhnya mereka tidak berbahaya. Jadi tidak perlu takut terhadap mereka. Mereka tidak mengganggu, hanya karena tidak sadar maka mereka masih ingin kontak dengan yang hidup/kerabat mereka.
Bagi saya lebih berbahaya yang masih berbadan. Yang masih berbadan bisa membahayakan secara fisik. Sedangkan mereka sekedar kangen. Tiada sedikitpun berniat menakuti kita. Persepsi kita sendiri yang membuat ketakutan.
Dengan menyadari hal ini, sesungguhnya sangat disayangkan jika saat hidup berbadan ini kita menyia-siakan waktu untuk memberhalakan keserakahan dan kebencian. Tanpa badan yang dititipkan pada kita, tidak mungkin terjadi evolusi jiwa. Jiwa belum mampu berpindah tempat karena masih adanya pelekatan emosi pada jiwa. Jiwa yang demikian masih terikat oleh badan sehingga belum mampu berpindah dimensi. Hilangnya kemelekatan ini yang bisa membebaskan Jiwa individu.
Semua bisa terjadi karena adanya STRONG WILL atau WILL POWER untuk melakukan perubahan. Kita mesti memberdayakan diri sendiri untuk mengubah mindset. Tidak ada keterkaitan dengan siapa pun. Istri, anak, dan orang tua hanya sebatas hubungan badan. Hanya seorang master mampu mendorong terjadinya perubahan. Itu pun karena adanya magnit yang kuat sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan. Seorang Master hanya memancarkan energi murni sehingga mengakibatkan terjadinya sinkronisasi. Frekuensi dalam diri kita bisa berubah karena selalu berdekatan dengan vibrasi yang murni juga. Ibaratnya besi yang selalu berdekatan dengan magnit. Lama-lama si besi berubah jadi magnit juga.
Berdayakan diri sendiri jika tidak ingin mensia-siakan keberadaan di bumi ini. Jika peluang untuk shreya atau berbuat mulia, maka kita telah mengabaikan anugerah ilahi. Tuhan masih memberikan kesempatan sampai kapan pun.
Sekali lagi: Jangan sia-siakan peluang emas berada di bumi demi untuk peningkatan kesadaran. Bukan untuk berbuat Phreya, mencari kenyamanan dunia………..