Wajar jika anda marah. Mengapa?? Bisa dibuktikan dengan banyaknya orang yang ingin berhaji beberapa kali. Itu hanya wisata. Itu juga bisa dikatakan haji TOMAT. Di sana tobat di sini kumat. Jika benar memahami, cukup sekali berhaji.
Saya ingat hadits meriwayatkan ilustrasi kekecewaan Baginda Rasulullah SAW. Suatu ketika Baginda Rasulullah SAW berjalan berasa sahabat dekat beliau mengitari Kaabah. Salah satu sahabat beliau menyeletuk, betapa bahagiamu Baginda Rasul, begitu banya yang berhaji menurutkan perintah Mu. Baginda Rasul pun berkata: ‘Kau tidak mengerti bahwa saat ini aku sangat kecewa. Mari kuperlihatkan siapa yang sat ini sedang melakukan ritual haji.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Dan beliaupun mengusap mata para sahabat. Begitu dibuka mata para sahabat, mereka berteriak kaget. Apa yang dilihat setelah diusap oleh tangan Baginda Rasul? Yang berjalan mengelilingi Kaabah sekelompk hewan berkaki empat. Sedikit sekali yang berwujud manusia. Tidak sampai hitungan jari. Yang dilihat Baginda Rasul SAW adalah pikiran atau jiwa dari para pelaku ritual. Sifat hewaniah yang masih menguasai mereka yang melakukan sekedar ritual.
Apa makna ritual haji?
Pakaian Ihram
Saat pertama sekali berada di Makah, yang dilakukan berganti pakaian putih. Ini cara mengingatkan bahwa keberadaan manusia di tanah yang disucikan harus dengan pikiran bersih. Bukan sekdar mengenakan pakaian tanpa memahami makna. Dengan pakaia tersebut juga kita dingatkan bahwa derajad semua manusia sama di muka bumi ini.
Safah – Marwah
Perjalan pulang balik antara Safah-Marwah mesti dimakna bahwa manusia telah berulang kali lahir dan mati. Bukankah ada ayat yang menyatakah bahwa manusia dahulunya tidak ada. Kemudian ada. Kemudian tidak ada. Dan diadakan lagi. Pada riual bolak-balik Safah-Marwah manusia diingatkan bahwa keberadaan di bumi hanya sebagai tamu yang bekunjung. Dan karena ketidaktahuan, maka diulangi beberapa kali. Dengan mengingat hal ini, semestinya manusia sadar bumi bukanlah tempat asal usulnya.
Mengelilingi Kaabah
Pethatikan, ke arah mana putaran mengelilingi Kaaabah. Ke kiri, ini berarti berlawanan dengan jarum jam. Bukankah saat kita membuka baut atau sekru kearah berlawanan jarum jam? Dengan kata lain bahwa putaran mengelilingi Kaabah mengingatkan manusia agar melepaskan diri dari keterikatan duniawi. Karena asal usul manusia bukan dari bumi, saatnya sang jiwa ang berada dlam jiwa manusia lepas dari kungkungan pikiran. Pikiranya seharusnya tidak lagi menlekat pada benda dunia.
Parahnya, seringkali permohonan sat mengelilingi Kaabah sekedar keiginan rendahan yang masih erkait dengan dunia. Ia tidak sadar makna cara putaran untuk melepaskan kemelekatan terhadap dunia. Lakukanlah permhonan yang lebih mulia, pikiran yang selaras dengan semesta. Lepaskan pikiran yang hanya bersifat duniawi.
Mencium Hajar Aswat. Perhatikan bentuk Hajar Aswat. Bentuk kemaluan wanita, vagina. Ya, mencium Hajar Aswat yang berbentuk kemaluan wanita mengingatkan kita bahwa keberadaan kita di Makkah melakukan ritual haji adalah yang tertinggi. Setelah kembali ke tempat masing-masing harus ingat bahwa kita berasal dari suatu tempat suci. Sang jiwa dalam diri manusia berasal dari Sang Maha Suci. Keberadaannya di bumi hanya sementara. Kita tidak lahir dari sesuatu yang buruk. Kewajiaban manusia memelihara kesucian sang jiwa.
Padang Arofah
Ada tiga hal larangan saat di padang Arofah. Padang mashyar tempat pengadilan manusia. Agar tidak diadili di sana setelah kematian ada tiga hal yang mesti dilakukan.
Pertama, tidak diperkenankan memetik tanaman. Jika diperluas maknanya, manusia tidak diperbolehkan menebang pohon atau merusak pohon secara sembarangan agar tidak merusak eko sistem. Pphon dan manusia hidup selaras berdampingan. Saat manusia mengeluarkan karbon dioksida dari hidung ketika hembuskan nafas, pohon mendaur ulang dan mengeluarkan menadi oksigen. Simbiosis mutualistis. Demikian pula bahwa keberadaan pohon berarti memelihara keberadaan air. Menghargai pohon bkan berarti menyembah pohon. Tetapi memelihara kelangsungan hidup manusia. Bencana banjir dan tanah longsor akbat rusaknya tanaman karena ditenag oleh manusia yang tidak memahami fungsi keberadaan pepohonan.
Ke dua. Tidak boleh membunuh hewan. Hewan jenis apapun berguna untuk menjaga keberadaan manusia di atas bumi. Setiap hewan memiliki manfaatnya. Kecuali hewan tersebut memebahayakan manusia. Raga kita adalah kendaraan bagi sang jiwa untuk mensucikan jiwa dari kekotoran pikiran. Dari penjara pikiran atau mind. Oleh karenanya diwajibkan untuk dijaga kesehatan dan keselamatannya. Membunuh sekedar untuk menyamankan lidah tidak kan memuliakan jiwa. Kita masih penyembah kenyamanan lidah. Belum memahami korelasi antara makanan dan evolusi jiwa.
Ke tiga. Tidak diperkenankan marah atau memaki sesama manusia. Saat kita marah atau dengki terhadap sesama, saat itu kita putus hubungan dengan Allah. Manusia adalah perwujudan Tuhan Alla di muka bumi. Mencitai sesama manusia sama saja mencintai Sang Pencipta. Jika ada yang membahayakan keberadaan raga kita, dihindar atau diperingatkan.
Jika ke tiga hal tersebut dilakoni setelah kembali melakukan ritual haji, dunia damai dan penuh kasih.
Inilah puncak ritual haji yang paling akhir. Inilah ritual pengingat bahwa manusia di bumi hanya sebagai tamu pegunjng sementara. Oleh karenanya, kita harus melakukan perbuatan yang tidak merusak bumi. Tempat persinggahan manusia untuk meningkatkan kualitas jiwa. Untuk membebaskan sang jiwa dalam diri yang dikungkung setelah bolak-balik lahir.
Lempar Jumroh
Lemparkan setan pkiran yang selama ini merusak diri kita. Setan bkan ada di luar diri, tetapi pikiran kita yang penuh dengan keinginan terhadap tiga ‘ta’ yang mesti dilepar jauh-jauh. Harta, wanita, dan tahta. Ketiganya dibutuhkan, namun jika berlebihan, kita aka terbenam dalam kehinaan. Kita semakinmenjauh dari asal-usul kita. Bukan penghuni tetap dunia. Kita sekedar tamu yang bersingah sementara waktu.
Penggundulan rambut kepala
Bersihkan pikran dari hal dunia. Rambut adalah mahkora wanita. Rambut adalah simbol kebanggan manusia di bumi. Menghilangkan rambut berarti memangkas kebanggaan manusia dari pujian duniawi. Manusia mesti menafikkan ego atau memengal mind nya. Dengan memenggal mind berarti yang ada hanya Dia. Yang ada hanyalah memliakan sifat keilahian. Bukan menyembah duniawi.
Jika makna ritual haji ini dilakoni dengan tepat,manusia hanya cukup sekali datang ke Makkah untuk mensucikan pikiran.