Dalam Diri

Seringkali kita mengatakan bahwa Tuhan ada dalam diri. Yang jadi pertanyaan: ‘Diri yang mana?’

Kebanyakan dari kita menunjuk ke dada bila ditanyakan: ‘yang manakah dirimu?’ Padahal ketika kita menunjuk dada hanyalah bagian dari tubuh kita yang kita sebut ‘dada’. Diri sejati juga bukanlah pikiran: ‘PikiranKu’. Artinya ada AKU yg menggunakan pikiran. Demikian juga ‘perasaanKu’; Aku bukanlah perasaan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Para suci, avatar dan para bijak mengatakan Tuhan yang ada dalam diri. Menurut pemahaman yang saya peroles dari bagian ke tiga:Sevaka Dharma dari buku Dvīpantāra Dharma Śāstra by Anand Krishna:

Jiwa Individu (Kutipan dari buku Dvīpantāra Dharma Śāstra)

(Ketika Ātma, Jivātma atar Jiwa Individu mengidentifikasikan Dirinya sebagai badan, pola berpikir, intelektualitas, pancaindra serva indra persepsi tertentu – maka Ia akan mengalami penderitaan dan kesenangan, panas, dan dingin, dan segala pengalaman bertentangan lainnya. Sehingga terciptalah ‘perasaan’ ceria dan sedih – suka dan duka atak sukha dan dukha.

(Setelah kematian fisik, walaupun Jiwa Invidu tidak lagi terikat dengan badan fisik yang telah ditinggalkannya, namun Ia masih terikat dengan Gabungan-Mind, badan Halus, Sukma, atau Suksma Śarīra, yang disebut dengan Badan Etheric.

(Semua kenyamanan surgawi yang disebutkan di sini terkait dengan Badan Halus Etheric atau Suksma Śarīra. Jika Jiwa Individu menyadari Identitas Sejatinya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Jiwa Agung atau Paramātmā, maka. wilayah surgawi tertinggi sekalipun akan dilampauinya untuk menyatu dengan Sang Jiwa Agung)

Maya

Berdasarkan uraian di atas, Jiwa Individu sebagai percikan Sang Jiwa Agung menciptakan tubuh ini, termasuk pikiran serta perasaan beserta segala emosinya untuk ‘barmain’. Inilah Kekuatan Maya dari Jiwa Individu. Kemudian Jiwa Individu asyik bermain sehingga melupakan identitasnya yang Agung.

Maya berarti ilusi. Hanyalah bayangan. Dan ketika Jiwa Individu inilah yang ada dalam diri. Diri sebagai pikiran yang tidak ada batasnya. Inilah pengembaraan Sang Jiwa Individu, bagaikan percikan air laut.

Sesungguhnyalah pikiran atau Gabungan-Mind ini tidak ada batasnya. Sulit dipahami bila kita menggunakan kata-kata. Karena kata-kata berasal dari pikiran. Dan pikiran memiliki keterbatasan bila disampaikan dengan kata. Bimgung???!!! Sama, saya juga BINGUNG.

Istilah dari pemahaman leluhur kejawen: ‘Kodok nguntal leng’ Artinya si katak harus keluar dari liangnya kemudian menelan bulat-bulat liangnya sendiri. Barulah si katak mengalami kebebasan. Katak tidak terkungkung oleh identitas palsu, liangnya.