Apa yg terpikirkan sepanjang hidup, itu pula yang terpikirkan saat ajal tiba. Karena kematian adalah perpanjangan atau kelangsungan dari kehidupan. Kemudian ia melingkar lagi dan bertemu kembali dengan titik kelahiran
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
(Life Workbook by Anand Krishna,www.booksindonesia.com).
Semua adalah siklus proses tiada henti. Tiada seorangpun bisa menjawab mengapa manusia ada. Sesuai proses yang tercatat di beberapa kitab yang pernah dituliskan oleh para suci, kehidupan manusia berawal dari sel satu. Dan terus berproses menjadi manusia. Hewan dan tumbuhan tiada keinginan. Yang ada hanya naluri kebutuhan untuk hidup. Oleh karenanya tetap terjadi evolusi jiwa. Sampai pada manusia.
Proses evolusi mengalami pasang surut, naik dan turun. Penyebab utamanya adalah adanya perkembangan neo cortex. Disinilah pengetahuan berkembang. Termasuk keinginan. Adanya kesadaran juga in line dengan pertumbuhan neo cortex. Tiada yang perlu disesali. Itulah proses perubahan.
Kau pencipta bentuk dirimu di masa depan. Mungkin banyak yang masih membantah hal ini. Hal ini bisa dimengerti dan dimaklumi. Kemalasan dan sulitnya beranjak dari comfort zone lah penyebab utamanya. Sebagai contoh, orang miskinpun memiliki yang disebut comfort zone. Bukan hanya orang kaya. Pasti banyak yang mentertawakan. Masak ada orang miskin yang memilikinya?
Perhatikan saja tayangan di TV. Pernah suatu ketika saya menonton tayangan wawancara seorang wanita yang profesinya peminta-minta. Banyak anak yang telah dilahirkan. Saya bandingkan ketika saat saya belum memiliki kemampuan seperti saat ini. Penghasilan masih belum memadai seperti sekarang. Ketika itu isteri saya hamil. Menyadari kondisi ekonomi yang demikian, langsung dengan isteri sepakat untuk tidak melanjutkan proses kehamilan tersebut. So, lakukankanlah tindakan yang tepat agar penghidupan kita tidak tambah membebani yang lain. Jika merasakan tidak memiliki kemampuan untuk memiliki keturunan, ya ga usah punya anak dahulu. Tata diri sendiri agar tidak membebani lingkungan.
Comfort zone bagi orang yang tidak mampu adalah ketika ia tidak mau berupaya melakukan perbaikan bagi diri sendiri dan selalu meyalahkan lingkungan. Mereka selalu menyalahkan lingkungan. Diri sendiri tidak mau bangun dari keadaan. Minimnya kesadaran bahwa semua kejadian adalah tanggung jawab orang lain. Ia tidak juga menyadari bahwa di dunia ini berlaku hukum sebab-akibat.
Mereka yang berada dengan keadaan ekonomi berlimpah juga berada di comfort zone. Dengan segala kenyamanan duniawi. Sehingga lupa bahwa kenyamanan badan bukanlah tujuan kelahiran. Saya yakin ini mudah lebih bisa difahami.
Sering sekali kita mencari alasan, Itu kan nabi….. Mereka kan Kekasih Tuhan sehingga memiliki kesadaran yang sudah demikian tinggi. Perlu kita sadari bahwa para suci dan nabi pun mencapai kesadaran ysng demikian tinggi melalui proses yang panjang. Bukan tiba-tiba. Marilah kita belajar dari Baginda Rasul SAW. Beliau memiliki kenabian pada umur yang boleh dikatakan tidak muda lagi. Proses perenungan dan tapa di Goa Hirak mesti dilakukan. Benar memang sejak kecil sudah membawa tanda-tanda kenabian. Tapi itukan baru setelah beliau menjadi nabi dikait-kaitkan. Sesungguhnya setiap orang pun memiliki potensi itu. Hanya besar dan kecil yang berbeda. Kesempatan yang diberikan oleh semesta sama pada setiap insan. Kita sendiri yang mesti belajar dari para suci dan nabi jika ingin mengalami terjadinya evolusi jiwa. Inilah gunanya neo cortex bagi manusia. Evolusi jiwa.
Tiada sesuatu bendapun yang konstan di alam ini. Semua mengalami perubahan. Batu pun berproses. Terjadinya abrasi menjadikan batu berubah menjadi pasir. Besi pun mengalami proses. Badan manusia mati. Ditanam di dalam tanah. Kemudian dijadikan sari makanan. Dan kembali dimakan hewan atau manusia. Kita harus menyadari bahwa massa bumi tidak mengalami perubahan. Tetap. Dulu banyak dinosaurus, sekarang banyak manusia. dulu banyak tumbuhan, sekarang banyak manusia. Bukankah badan kita dulu dari badan dinosaurus yang sudah mati? Memang ada yang menjadi fosil. Tapi tidak banyak.
Tidak perlu mempertanyakan tentang masa lalu. Tetapi masa depan, kita lah penentunya. Kita diberikan potensi untuk menjadi penentu masa depan. Masa depan adalah akibat saat ini. Keadaan kita saat ini adalah sebagai akibat dari sebab masa lalu. Jika pun suatu ketika mengalami sesuatu yang merugikan, itulah akibat dari perbuatan kita di masa lalu. Degan bekal ini, kita bersyukur diberikan kesempatan untuk membayarnya. Jika ingin menciptakan masa depan yang lebih baik, buatkan sebab (saat ini) dengan kebaikan juga. Tanamkanlah biji yang baik agar tumbuh pohon yang baik pula sehingga menghasilkan buah yang manis.
Numpang promo: http://www.oneearthcollege.com/