Menjadi Manusia

Ya, Tuhan sedang menjadi manusia. Ini jelas sekali tertulis pada satu ayat dari salah satu kitab peninggalan seorang suci: ‘Tuhan lebih dekat dari urat lehermu.’ Artinya adalah bahwa Tuhan tidaklah terpisah. Sayangnya ayat ini tidak dipopulerkan sehingga banyak para pengikut orang suci tersebut melalaikannya, bahkan lebih parah lagi mengabaikannya. Bila peninggalan seseorang suci yang dianggap panutannya sendiri saja tidak mau mengikuti, bagaimana pula perbuatannya?

Dalam ayat lainnya juga disebutkan bahwa: ‘Bila ada seseorang yang melukai/menganiaya atau membunuh orang lainnya, maka ia sama saja membunuh seluruh umat.’ (kurang lebih demikian inti sarinya). Saya melihat dari sisi kemanusiaan. Bila seseorang telah tega menganiaya sesamanya, sesungguhnya ia telah mengingkari keberadaan Tuhan yang ada dalam diri orang tersebut. Dengan kata lain, ia sedang membunuh Tuhan sebagaiman dibahas di atas.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Tuhan di atas?

Pemahaman ini yang sering kita dengar. Bagi yang memahami bahwa tidak ada keterpisahan antara Tuhan dan manusia, maka yang dimaksudkan ‘di atas’ adalah di atas segala kepentingan yang berkaitan dengan nafsu serta kekuasaan manusia. Dengan kata lain menempatkan kemuliaan sifat Tuhan: ‘Kasih dan sayang’ di atas segala kepentingan duniawi.

Namun bila dipahami secara harifiah berarti menempatkan Tuhan di suatu tempat yang tinggi. Dengan demikian orang tersebut membuat keterpisahan antara dirinya dengan Tuhan. Coba direnungkan, apakah mungkin? Karena ada 2 individu: Tuhan dan dirinya sebagai manusia? Sama sekali tidak masuk akal.

Alasan lainnya yang membuat tidak masuk akal adalah: ‘Bila Tuhan berada di suatu tempat, berarti  Dia lebih kecil dari tempat tersebut. Ini juga menyalahi keyakinan bahwa Tuhan meliputi segala alam. Keberadaan Nya melebihi alam semesta. Dia lebih luas dari alam semesta ini.

Tuhan di mana?

Ya, Dia hanya bisa berada di statu tempat yang tidak bisa diukur. Dia berada dalam hati atau Diri manusia yang juge tidak bisa di ukur luasnya. Bisakan kita mengukur luasnya hati atau pikiran manusia? Di situlah Tuhan berada. Dia sedang menjadi manusia untuk memelihara alam semesta serta melestarikan milik Nya….

Hanya ketika Tuhan menjadi manusia bisa memelihara milik Nya. Keseimbangan alam sedan Dia lakukan. Sayangnya, banyak kendaraan Nya tidak menyadari bahwa Dia adalah pengendali alam melalui: ‘Pikiran, Ucapan serta Perbuatan’ sehingga menjadi Rahmat bagi sekalian alam.