I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin, but by the content of their character.
(Martin Luther King, Jr.)
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Setiap insan mendambakan yang diimpikan oleh Martin Luther King. Jr. Bukan dilihat dari tampilannya. Tetapi dinilai dari perbuatannya. Inilah pola kerja hukum alam. Hukum alam yang tertera dalam semua kitab suci jelas menyampaikan bahwa ‘ Perlakukanlah seseorang sebagaimana kamu ingin orang lain perlakukan pada dirimu’. ‘Jangan mencubit jika tidak ingin dicubit’
Tapi dalam kenyataannya, kita sering melupakan hal ini. Karena kita selama ini diperbudak oleh ego. Merasa paling baik. Tetapi ketika orang lain melakukan hal sama terhadap miliknya kemudian pamer pada kita, kita langsung menjawab: ‘Betapa sombongnya…. Memang dunia milikimu’. Apa yang terjadi kemudian? Saling berbalas. Kondisi yang demikian tidak bakal menciptakan ketentraman di bumi. Mengapa hal ini terjadi?
Karena kita masih saja senang melihat kulit. Belum juga memahami esensi. Kita lupa bahwa segala sesuatu yang bersifat luaran atau kulit luar pasti musnah. Segala sesuatu yang bisa disentuh oleh indra pasti suatu ketika musnah. Sesuatu yang bisa disentuh oleh indra pasti tidak abadi. Kita selalu saja lupa esensi atau sesuatu yang tidak bisa disentuh oleh indra bersifat abadi. Seringkali Tuhan kita anggap benda. Tuhan ku beda dengan Tuhan mu.
Dengan kata tersebut sesungguhnya kita telah membendakan Tuhan. Mengapa? Karena yang bisa dibedakan adalah tampilan luar. Kita tidak bakalan bisa membedakan energi. Mungkin ada yang membantah, bisa. Ketika energi itu mempengaruhi kita. Aneh sekali……
Ketika sesuatu yang dianggap energi negatif bisa mempengaruhi kita, bukan karena energi itu negatif atau hebat. Diri atau energi kita yang lemah. Kita belum bisa menemukan jati diri kita. Sehingga ilusi kita menganggap bahwa kita bisa dipengaruhi energi negatif. Dan karena kelemahan diri inilah kita sakit. Bukan karena energi tersebut. Semua akar pemasalahan sesungguhnya pada diri kita. Karena kelemahan kita, kemudian kita mencari kambing hitam dengan menyalahkan pihak lain.
Apakah nabi atau avatar atau orang suci pernah menyalahkan orang lain ketika menerima suatu penderitaan? Tidak. Demikian juga ketika Jesus mengalami penderitaan akibat disalibkan. Beliau berdoa agar diberikan kekuatan untuk mampu menahan kesakitan badan. Tidak sedikitpun menyalahkan orang yang menyalibkan. Bahkan mintakan ampun pada mereka yang tidak sadar atas apa yang sedang dilakukannya. Karena mereka telah menyadari keilahian dalam dirinya. Jika mereka bisa menyadari keilahian dalam dirinya, mengapa kita tidak bisa?
Janganlah cari alasan dengan mengatakan: Dia kan nabi, kita bukan. Tuhan tidak akan memperlakukan umat Nya secara berbeda. Kita yang memiliki pemikiran atau anggap yang buruk jika anggap Tuhan membedakan perlakuan terhadap nabi. Dia lebih tahu daripada manusia yang terbatas. Dia memberikan perlakuan sama pada setiap manusia ciptaan Nya. Kita sendiri yang memiliki pemikiran yang tidak tepat dengan berburuk sangka. Bukan kah ini juga merupakan hal yang tidak berkenan bagi para nabi?
Ahhhh…… Ternyata kita masih banyak kelemahan. Inilah sebabnya mesti lahir dan belajar lagi di bumi……