Seringkali saya merenung, apakah sesungguhnya yang terjadi di bumi ini???
Banyak nabi dikirimkan oleh Nya. Namun, terjadikah kedamaian di atas bumi? Sepertinya semua nabi gagal mengirimkan berita gembira. Malahan pesan nabi digunakan sebagai senjata untuk buat keributan. Bukan untuk menebar kedamaian.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Tidak juga. Bahkan semakin banyak nabi yang diutus justru membuat dunia semakin kacau, ini menurut saya. Mungkin menurut Dia tidak. Atau menurut sebagian orang, yang disebut kekacauan adalah peluang untuk mendapatkan uang. Mungkin anda tidak percaya. Tetapi perhatikan tayangan ‘info-tai-men’.
Saat seseorang artis atau publik figur terkena musibah atau perceraian, eh malahan jadi topik berita. Dan gendenganya, yang namanya media sosial juga gencar memberitakan. Barita tentang terjadinya katanya, pembakaran tempat ibadah di blow up oleh media berita. bahkan banyak yang memuatnya di fesbuk. Edan ga???
Tidak juga sih. Karena kita semua juga sedang berada di rumah sakit jiwa yang bernama dunia. Bayangkan suatu RS Jiwa, kita perbesar sampai ujung dunia, jadilah saya dan anda sekalian di dalam ruang perawatan yang maha besar. Inilah dunia kita. Oleh karena saya bingung, terhadap siapa harus bicara atas semuanya. Maka yang jadi sasaran paling mudah adalah Tuhan. Jelas Dia tidak komplain.
Namun lucunya, ketika saya mengomeli Tuhan dan mengatakan Dia stress, eh…. ada yang marah. Saya juga bingung jika ada yang marah. Atas dasar apa orang marah terhadap omelan saya pada Tuhan? Pernahkah orang tersebut mendapatkan surat kuasa dari Tuhan untuk memarahi saya? Kapankah orang-orang tersebut jumpa Tuhan dan mendapatkan perintah untuk memaki saya?
Silakan jika ada yang mau mengatakan bahwa Tuhan tidak stress. Bukankah yang mengatakan juga tidak tahu yang terjadi dengan Tuhan? Jika pun ada, pasti ia juga seperti saya, bingung… Dan hanya bisa menyatakan bahwa tulisan ini oleh atheis…
Inilah yang dinamakan merasa mendapatkan perintah suci dari Tuhan?
Back to the topic.
Mengapa ketika Tuhan stress, segala pernak-pernik dunia tercipta?
Adakah keterpisahan antara Tuhan dan manusia?
Mungkinkah manusia hidup di luar Tuhan?
Ingatlah ayat ini:
‘Tuhan lebih dekat dari urat lehermu’
Silakan direnungi ayat di atas. Mungkinkah manusia terpisah dari Dia? Jika Tuhan terpisah, masih mungkinkah manusia ada di alam ini? Saat ada keterpisahan, maka kedudukan ke duanya sejajar. Benar???
Itulah sebabnya, Tuhan yang ada dalam diri manusia sedang stress, maka terciptalah mobil, komputer, pesawat, rumah serta pernak-pernik lainnya. Semua dibuat karena manusia butuh sesuatu bagi kenyamanan badan atau tubuhnya. Inilah kesadaran badan. Semuanya diukur dari tampilan luar.
Kita lupa bahwa manusia bukan hanya tubuh kasar. Manusia terdiri dari jiwa dan pikiran. Inilah arti kata manusia. Manusia terdiri dari 2 kata: ‘manas‘ dan ‘isya’. ‘manas‘ berasal dari kata yang berarti mind atau gugusan pikiran. Dan ‘isya‘ yang berarti Ilahi atau Tuhan. You see…..
Bukankah tiada sesuatu pun di muka bumi bisa bergerak tanpa kehendak Nya. Saat kita melihat sesuatu benda atau obyek;
Siapakah yang melihat? Tuhan yang menggunakan mata kita.
Siapakah yang dilihat? Tuhan yang ada dalam benda tersebut.
Adakah aksi melihat tanpa energi Tuhan? Tidak mungkin….
So, apakan ada keterpisahan antara: yang melihat, obyek yang dilihat, aksi pengalaman melihat….
Ah…. Semuanya permainan Mu, Tuhan Yang Maha Agung……….