Pagi itu, saya baca berita tentang seseorang yang konon katanya bisa mengadakan uang. Bukan menggandakan. Banyak pengikut orang ini. Salah seorang yang sangat dipercayai oleh orang tersebut membela mati-matian bahwa Kanjeng nya bisa mengadan uang . Bukan penipuan. Bahkan orang kepercayaan Kanjeng ini saking hormatnya memanggilnya dengan sebutan yang mulia. Ia sangat mengagumi seorang yang bisa menghasilkan harta. Dengan kata lain, ia menganggap bahwa harta adalah mulia. Itu hak dia. Tetapi banyak orang setuju atas panggilan itu. Benarkah harta sesuatu yang mulia?
Pengikut orang ini sangat banyak. Dan umumnya mereka begitu tergiur oleh kekuatan atau kemampuan nya mengadakan uang. Inilah sifat manusia yang begitu mengagumi uang atau pun emas. Tampaknya inilah yang dianggap mulia. Mungkin karena ada keterkaitan nya dengan logam mulia. Pola pikiran bahwa seseorang yang bisa mendatangkan harta dunia adalah kemuliaan merupakan mayoritas di dunia benda
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sebaliknya, ketika saya mengagumi seseorang yang mengajarkan kebaikan bagi diri saya, kemudian saya memanggil atau menyebutkan orang ini dengan kata atau ucapan Yang Mulia, langsung saya dihujat dan dikatakan menyembah orang tersebut. Inilah kegilaan dunia. Mana yang waras. Mereka yang menyembah harta dunia atau yang menyembah seseorang yang mengajar kan bagaimana cara menuju kemuliaan jiwa?
Sepertinya kita mendefinisikan kata mulia sesuai dengan keinginan kita. Bagi saya mulia berarti sesuatu yang bisa menjadikan pikiran saya mulia. Bukan yang membuat diri saya terikat pada dunia. Mas atau pun harta membuat saya terikat pada materi. Dan ini tidak selaras dengan tujuan kelahiran saya. Tujuan kelahiran adalah kebebasan dari perbudakan duniawi atau harta benda.
Ketika seseorang menganggap bahwa uang atau pun emas bisa membuat orang bahagia, saat ini dunia banyak irang bahagia. Tetapi realitanya banyak orang yang hartanya bertumpuk namun hidunya menderita. Adalah fakta bahwa uang tidak bisa membuat orang bahagia. Namun, janganlah menafikan uang. Usng tetap dibutuhkan sebagai sarana untuk hidup bahagia. Bukan tujuan.
Memahami pengetahuan sejati, Itulah kemuliaan. Dengan mengetahui dan bisa menjalani pengetahuan sejati, kita berada di jalur menuju kemuliaan. Karena kemuliaan adalah tujuan kelahiran manusia di Bumi. Kebebasan dari keterikatan bendawi membuat orang bahagia. Mulia berarti sesuatu yang selaras dengan tujuan manusia lahir. Ini pendapat saya. Jika ada pembaca yang tidak setuju, itu juga sah dan itu jugs hak nya.
Namun jika kita memang mengagumi seseorang sebagai panutan yang telah meninggal kan sesuatu yang baik untuk jiwa atau pikiran kita, tentu orang ini pantas disebut yang mulia. Seseorang yang mengajar kan suatu cara untuk menuju kemuliaan sejati. Kebebasan sang jiwa adalah kebahagiaan sejati.